CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 28 April 2010

Kenapa Syuro Pake Hijab???

tulisan ini melanjutkan bahasan tentang garbage collector
eh, maksud saya tulisan yang ditemukan teman saya di masjid kampus.

seringkali ada suara-suara sumbang terlontar dari akhi wa ukhti

kenapa sih syuro ko harus pake hijab? Lha wong di kehidupan sehari-hari lho tetep ada ikhtilat
pas kuliah juga ikhwan kadang duduk disamping akhwat. itu yang namanya ndak konsisten.

ssst....diem dulu ya.
dengarkan.....

dalam syuro fungsi hijab tak hanya untuk menghindari ikhtilat,
tapi juga untuk menjaga agar ikhwan dan akhwat agar tak saling pandang
karena, pandangan itu adalah anak panah syaitan yang bisa mengotori hati manusia
mmh...saya tidak bicara dalil dulu deh...
Logikanya begini, kalo para ikhwan wa akhawat saling pandang dalam waktu yg agak lama
peluang tertanamnya wajah yang dipandang ke memori otak kan lebih besar
dan kalau sudah tertanam di otak pasti bakal kebawa mimpi dan membawa imajinasi yang aneh-aneh
ya to?
hehe...saya ndak su'udzon...diperiksa sendirilah, apa antum juga pernah merasa seperti itu ? ^^

kalo masih ada yang protes....
"itu sih tergantung individunya, kalo mereka mau menjaga pandang, ga bakal ada kejadian kayak gitu."

emang sih, semua tergantung pada individunya tapi apa salahnya sih kalau kita mempersempit ruang gerak syaitan?

nah, kalau masalah di kehidupan sehari-hari yang masih ada ikhtilat pas kuliah
kalo kita bisa mempertahankan konsistensi untuk menghindari, maka hindari ikhtilat itu
tapi kalo emang keadaannya tidak memungkinkan, Allah Mahatahu apa yang ada di hati manusia :D
Islam itu mempermudah teman :D

Aysha Asshiddiqie

Syuro koq begini ^^

Kembali lagi menyoroti masalah kader dakwah
Entah karena memang bermasalah atau saya yang hobi mencari masalah --"
(hehe statement ga penting)
Berawal dari syuro' akbar antar LDJ di masjid kampus saya,
seorang teman dengan naluri garbage kolektornya yang baik (:D, dan akhirnya dinobatkan sebagai peraih nobel Garbage Colector dari IDE NetBeans)
menemukan secarik kertas dengan tulisan menggelikan

simak saja :

"He, tempat yg tepat banget buat cari calon suami. Hha ^^v
"Iyo, Subhanallah, dari tadi ku bilang subhanallah terus. ikhwanE ganteng2"
"Sempel. pdhal rapat ga ngerti opo2"
"wis didengerin ae..insyaAllah bermanfaat"

Saya tertawa miris melihatnya. Ko bisa dalam syuro, ada bisikan-bisikan seperti itu?
Usut punya usut, ternyata syuronya tidak pakai hijab dan posisi akhawat tepat dibelakang ikhwan jadi akhawat sama ikhwan bisa saling lihat.(toenk)

kalo akhawatnya berpikiran seperti itu
ikhwannya gimana ya? ^^

tunggu pembahasan selanjutnya
afwan, yang nulis lagi capek bin geje --"

Aysha Asshiddiqie ^^

Jumat, 23 April 2010

Sekedar instrospeksi


Afwan, aku menulis ini bukan untuk menjudge secara pribadi. Aku hanya ingin memaparkan fakta yang mungkin memaksa kalian untuk introspeksi.
Aku memang cukup ‘nakal’ dan ‘lancang’ membuka is isms teman-temanku. Dan kalian tahu apa yang kutemui disana? Jauh dari yang kubayangkan. Sms dengan bahasa khas kalian tapi sungguh dengan isi yang sangat pantas membuat pembacanya bergumam ‘wew’
1.       Ukhti…….:D
2.       Ukhti, ant emg beda ma yg lain
3.       Jaga spirit qta seperti terbitnya matahari, hamasah ukhti…semoga harimu menyenangkan
4.       Sudah jam 3 ukhti, saatnya qt bermunajat, dlsb
Akhi, setidaknya cobalah berpikir tentang dampak sms-sms kalian terhadap hati wanita yang rentan, mudah simpati.
Apa bedanya makna sms ukhtiiiiii…… dengan hai ceweeek?
Cuman beda bahasa kan?
Apa pula bedanya ukhti, ant emg beda ma yg lain dengan kamu cantik..
Sama-sama mengundang desiran halis
Terlebih saat taujih-taujih indah kalian terkirim
Akhwat mana yang tak bahagia bila diperhatikan?
Pernahkah kalian berpikir tentang itu
Akhi, sekali lagi, aku menulis ini bukan untuk menghakimi. Melainkan sebagai  bahan introspeksi.
Karena aku tahu, tak semua dari kalian pernah melakukan hal ini.
Namun, diantara kalian memang perlu diingatkan
Tentang apa makna zina,dan apa makna gadhul bashar.
Serasa percuma jikalau kalian bertemu akhwat kalian menundukkan pandang
Tapi waktu kalian bertemu dengan mereka ke dunia maya kalian menggoda akhwat tanpa rasa berdosa
Serasa percuma jikalau kalian begitu menghindari zina mata
Namun tak melindungi diri dari zina hati
Kuulangi lagi
Aq menulisnya untu instrospeksi

Aysha Azzahra Asshiddiqie

               

Kamis, 22 April 2010

Untitled :)

Sudah cukup lama. Kau tahu, menyembunyaikan perasaan bukan hal yang mudah , namun aku masih mencoba bertahan hingga waktu terasa berjalan begitu lama.
Kau tahu, sudah cukup lama aku jatuh cinta ,  namun tak berarti aku berani membiarkannya liar. Pun meski aku pernah menyangka bahwa hati kita pernah saling bertemu. Aku masih sadar, ada Dia disana, yang memberiku pilihan untuk menempuh jalan yang diridhoiNya atau untuk menutup mata dan menempuh jalan yang dimurkaiNya. Jika bukan pilihan yang pertama, aku akan memilih untuk tak bertemu denganmu sampai satu saat nanti rasa ini benar-benar pudar atau  Dia memberi kita jalan lain untuk menyelesaikan separuh agama kita.
Kau harus tahu, inilah cinta yang sebenarnya. Begitu indah meski terkadang tampak menyedihkan. Begitu tampak menyesakkan meskipun sebenarnya dia justru menyembuhkan.
Beginilah seharusnya cinta seorang muslim
(Aysha Azzahra Assiddiqie)
Disini aku selalu sadar
bahwa Allah selalu mencintaiku lebih dari yang kuperlu

Senin, 12 April 2010

Jika Engkau Ingin Bermaksiat Kepada Allah

Dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah mendatangi Ibrahim bin Adam dan berkata, ”Wahai Abu Ishaq, aku terus-menerus mencelakai diriku, dan aku berpaling dari segala sesuatu yang mengajakku untuk memperbaiki hidupku.”
Ibrahim berkata: ”Jika engkau memenuhi lima syarat, perbuatan dosa tidak akan pernah membahayakanmu dan engkau dapat memenuhi hawa nafsumu sebanyak yang kau inginkan.” ”Beritahukan kepadaku syarat-syarat itu,” kata laki-laki itu.
”Yang pertama, jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, maka janganlah makan dari rizki (yang diberikan)-Nya.” kata Ibrahim.
”Lalu apa yang dapat kumakan, karena semua yang ada di bumi adalah rizki dari Nya?” kata laki-laki itu.
”Dengar,” Ibrahim berkata, ”Apakah masuk akal ketika engkau makan dari rizki-Nya sementara engkau bermaksiat kepada-Nya?”
”Tidak.” Kata laki-laki itu. ”Apa syarat yang kedua?”
”Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, maka janganlah hidup di atas tanah-Nya.”Kata Ibrahim.
”Ini bahkan lebih buruk dari yang pertama. Semua yang membentang di Barat dan di Timur adalah milik-Nya. Lalu dimana aku akan tinggal?”
”Dengar, ” Ibrahim berkata, ”Jika engkau terus-menerus durhaka kepada-Nya dan makan dari rizki-Nya dan tinggal di tanah-Nya, setidaknya carilah tempat dimana Dia tidak dapat melihatmu, dan bermaksiatlah kepada-Nya disana.”
”Wahai Ibrahim!” laki-laki itu berseru, ”Bagaimana aku dapat melakukannya, sedangkan Dia Maha Mengetahui bahkan rahasia terdalam yang ada dalam dada manusia? Apa syarat keempat?” Dia bertanya dengan nada putus asa.
”Bila malaikat maut datang untuk mengambil nyawamu, maka katakan kepadanya: ”beri aku tangguh, agar aku dapat melakukan taubat nasuha dan melakukan amal kebaikan.”
”Bila waktunya tiba, malaikat tak akan mengabulkan permohonanku.” kata laki-laki itu.
”Dengar,” Ibrahim berkata, ”Jika engkau tidak dapat menunda kematian untuk bertaubat, lalu bagaimana engkau berharap akan selamat?”
”Katakan kepadaku syarat yang kelima,” kata laki-laki itu.
”Bila malaikat penjaga neraka datang untuk membawamu pergi pada hari Kiamat, jangan pergi bersamanya.”
”Mereka tidak akan melepaskanku,” seru laki-laki itu.
”Lalu bagaimana engkau berharap akan selamat?”tanya Ibrahim.
”Hentikan, hentikan! Itu cukup bagiku,” kata laki-laki itu. ”Aku memohon ampun kepada Allah dan aku sungguh bertaubat kepada-Nya.”
Sejak hari itu, laki-laki itu kemudian menghabiskan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.
Sumber: Story of Repentance, Muhammad Abduh Maghawiri

Aku Tidak Menangis Karena


” Dan jika kamu menghitung ni'mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.” 
(QS Ibrahim [14] : 34)
Dikisahkan,  seorang  kakek  berusia 70  tahun  mengidap  sebuah penyakit; dia tidak dapat kencing. Dokter  mengabarkan  kepadanya kalau  dia  membutuhkan  operasi  untuk menyebuhkan  penyakitnya. Dia  setuju  untuk melakukan  operasi  karena  penyakit  itu  telah menimbulkan  sakit  yang  luar  biasa  selama berhari-hari.
Ketika  operasi selesai, dokter memberikan tagihan  pembayaran  seluruh  biaya operasi.  Kakek  tua itu  melihat  pada kuitansi dan mulai menangis.  Melihatnya  menangis dokter  pun  berkata kepadanya  bila  biayanya terlalu  tinggi  mereka  dapat  membuat pengaturan  lain. Orang  tua  itu berkata,  ”Aku tidak  menangis  karena  uang  itu,  tetapi  aku menangis  karena  Allah menjadikanku  buang air (tanpa masalah) selama 70  tahun dan Dia tidak pernah mengirimkan tagihan.” 
                Cerita di atas membuat kita sedikit merenung
                Begitu banyak  nikmat Allah yang tidak kita sadari. Kesehatan, Rizki, Nafas, Emosi, dan nikmat-nikmat lainnya. Dan sungguh, Ar Rahman tak pernah menagih kita atas nikmat yang Dia berikan. Lantas, apa kita tidak malu jika kita tidak menjalani perintahNya dan melanggar laranganNya?.