CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 18 Mei 2010

Parlemen Setan

Setan:
Jin-jin mulai mempertunjukkan tari purba mereka
Lihat dunia yang penuh laknat ini, pasir dan debu harapan
Penghuni surga! Lihat Sang Pencipta
Yang menjadikan segala ini dengan firman Kun fayakun!
Sebentar lagi akan menghancurkannya. Otak cerlang
Eropa dan takhyul kerajaan duniawi ini,
Sebenarnya akulah yang membikin. Kutiup jampi-jampi
Ke seluruh masjid, gereja , kuil dan vihara
Kubuat sesat musafir, kepada mereka kuajarkan
Bahwa ketentuan Takdir tak dapat diubah lagi.
Dan telah kubuat mabuk pula pemimpin mereka
Dengan kapitalisme. Siapa dapat memadamkan
Nyala redup api mereka yang mulai berkobar lagi
Disulut nafsu angkara setan? Siapa dapat mematahkan
Batang pohon yang telah disiram mukjizat setan?


Penasehat Setan Pertama:

Tak diragukan lagi kedaulatan Neraka kian kukuh di muka bumi
Maka itu bangsa-bangsa di dunia ini tumbuh dan besar
Diasuh perbudakan. Celakalah bangsa-bangsa
Yang dinasibkan mengemis dan bertekuk lutut berabad-abad
Malanglah mereka yang telah dikodratkan
Untuk gemar memohon dan berdoa, namun tak berdaya:
Mereka yang tak memiliki cita-cita yang tinggi
Akan ditimpa oleh bencana. Dan sebentar lagi
Akan tergusur di muka bumi! Adalah karena jerih payahku
Semua yang serba menakjubkan ini terjelma
Segala bentuk kependetaan dan kewalian
Aku yang membelokkan jadi tiang penyangga perbudakan
Bagi kekuasaan penjajah asing. Candu yang melemahkan
Kusulap menjadi obat bagi orang Asia
Lihat, kini pemimpin dan kaum terpelajar mereka
Lebih memuliakan seni pokrol bambu
Dibanding kearifan dari kitab suci agama mereka.
Dan apa pula tandanya jika rombongan haji
Hanya fasih menyebut Ka`bah dan Makkah al-Mukaramah?
Tandanya: Pedang agama semakin tumpul
Keputusasaan telah menggantungnya
Jadi senjata baru yang beracun. Karena itu
Orang Islam yang berjihad di jalan Allah
Dikutuk orang zaman ini
Bahkan oleh orang Islam sendiri.


Penasehat Setan Kedua:

Serigala berkepala seribu menguak demi kekuasaan,
Racunkah ini atau rahmat bagi kita?
Tampak kau tak mau mempelajari
Bahwa bencana baru sedang menimpa bumi setan!


Penasehat Setan Pertama:

Aku sudah tahu. Dengar, tiada lagi bahaya mengintai dunia kita
Menurut pengamatanku, sebab yang tampak
Hanya rimbunan daun menutupi nafsu negara duniawi
Bukankah otokrasi telah kuberi baju
Demokrasi? Jika manusia mau bercermin
Dan meneliti dengan seksama, mereka akan paham
Tujuan kekuasaan dan penguasaan dunia
Berada di tempat lain yang tersembunyi
Ia tidak semakin kukuh atau runtuh
Karena lenyapnya raja-raja dan Tsar.
Pun tak peduli apa ada parlemen atau partai politik
Jika ke tempat lain kita arahkan pandangan kita
Akan tampak jelas: Tiran lahir kembali di mana-mana.
Tidak kaulihat pemerintahan kerakyatan di Barat
Yang dari luar kelihatan cerah? Jiwa mereka
Sebenarnya lebih kelam dari Jengis Khan!


Penasehat Setan Ketiga:

Sepanjang semangat tirani masih berkobar di muka bumi
Tak ada yang perlu kita cemaskan! Namun,
Bagaimana dengan Si Jenggot lebat, Yahudi laknat
Nabi tanpa gunung Sinai, juru selamat proletar
Tanpa tiang salib itu? Pun bukan utusan Tuhan
Tapi bukunya Das Kapital masih dibolak-balik
Bagaikan kitab suci? Bagaimana mula dengan mata redup tak bertuhan
Yang dengan berselubung mengumumkan hari perhitungan
Kepada bangsa-bangsa Timur dan Barat?
Wabah mengerikan macam apa yang akan mereka tularkan?
Budak-budak telah memutuskan mata rantai belenggu merela
Dan meninggalkan rumah majikan-majikan mereka.


Penasehat Setan Keempat:

Di balai agung kemaharajaan Roma yang megah
Ada obat penawar: Sekali lagi telah kita biuskan
Mimpi Yulius Caesar kepada keturunan mereka
Bangsa bertangan besi ini amat perkasa menjaga laut
Dan kepentingan perdagangan dunia!


Penasehat Setan Ketiga

Ah, aku tak yakin bangsa ini mampu merebut masa depan
Segala seni pemerintahan Eropa telah dikuras habis olehnya
Namun yang dihasilkan adalah kesia-siaan!


Penasehat Setan Kelima:
Berbicara langsung kepada Setan

Wahai kau yang memenuhi layar dunia
Dengan api berkobar, wahai Maharaja Setan! Bila mau, kaulah
Yang dapat menyingkap semua rahasia ini!
Bumi dan air akan mendidih di atas tungku apimu
Dengan itu planet yang bernama bumi ini akan dipenuhi bencana
Kami ini mahluk bodoh, kaulah guru kami yang paling bijak
Ajari kami hingga arif dan berilmu
Tiada yang labih tahu tabiat Adam
Mahluk tak berdosa yang malang itu, selain kau!
Apa arti malaikat yang kerjanya cuma berzikir
Dan memuji, serta gemar berkurban
Dibanding kau? Gantunglah kepala mereka
Dan bikinlah mereka merasa malu di hadapanmu!
Kau telah berjanji akan senantiasa membantu kami
Buatlah dukun-dukun keramat Barat
Tetap percaya kepada Setan dan jajaran aparatnya
Ketahuilah Yahudi pembangkang itu,
Pembawa semangat Mazdak itu, kini telah bangkit kembali!
Tak lama lagi setiap jubah akan dicabik-cabik
Oleh nafsu gilanya. Gagak gurun Sahara
Mulai menyulap diri mereka menjadi elang
Dan rajawali: Dunia akan gusar dibuatnya.
Apakah kita juga lupa pada segenggam debu
Yang berpusarab du keluasan angkasa ini?
Mengapa kami gemetar menyaksikan
Teror revolusi masa depan? Gunung, padang
Dan musim semi pun gemetar ketakutan.
Wahai Yang Mulia Setan! Di tepi jurang kekacauan
Yang maha dahsyat ini, terbentanglah bumi
Dan Kaulah semata penguasanya!


Setan:

Bumi, matahari, bulan, semua makhluq
Sekalian isi alam ini, di bawah kuasaku berada
Darah bangsa kulit putih sekali lagi akan kubakar
Biar Timur dan Barat, Utara dan Selatan menyaksikan
Dengan mata di kepala mereka sendiri
Drama mengerikan seperti apa yang akan kupentaskan di panggung dunia!
Dengan sekali tiup jampi-jampiku
Akan meruntuhkan tiang-tiang negara dan gereja!
Katakan kepada si bijak tolol
Yang mengira peradaban kebendaan ini rapuh
Seperti kedai penjual anggur, tantang mereka
Untuk menghancurkannya! Namun bila tangan alam
Telah mengoyak jahitannya, jarum logika komunisme
Sekali pun takkan bisa menjahitnya lagi!
Kau kira aku takut pada kaum sosialis
Dan pembela hak asasi manusia?
Ah mereka cuma pembual jalanan, makhluq ronbengan

Otak mereka cabik-cabik dan jiwa mereka luka!
Tidak, jika ada momok yang menakutkan setan
Ia mengintai dalam diri umat beragama yang benar-benar beriman
Dalam abu mereka masih menyala bara api harap tak terhingga!
Walau berserak-serak, yang gigih dari kalangan mereka
Akan tampil ke depan mengurbankan hati mereka
Dan fajar akan mereka siram dengan air mata keluh
Di mata mereka susunan dan kerangka zaman begitu jelas
Ancaman utama bagi setan di masa depan
Bukan komunisme, tetapi agama yang benar.

Aku tahu, pembela undang-undang Tuhan
Hampir tiada lagi di muka bumi. Orang Islam misalnya
Seperti umat yang lain – telah menganut paham
Dan kepercayaan lain.
Syahadat mereka sekarang adalah kapitalisme liberal
Di Timur, dalam kegelapan malam-malamnya yang pekat
Tak dijumpai lagi tangan Musa yang bersinar-sinar
Yang membuat kerajaan Firaun runtuh dengan cepat
Juga tidak di kalangan pendeta, padri dan ulama.
Sekali pun demikian, jangan lalai
Meskipun mereka tengah sedih dan bingung
Bahaya tetap mengintai di sana!
Jejak Nabi yang hilang bisa dijumpai lagi
Kita harus waspada pada ajaran agama mereka
Kesucian wanita dijunjung tinggi
Lelakinya yang saleh dan beriman tak mudah digoda
Namun tak apa: Coba mereka goda dengan kenikmatan
Dan kelezatan dunia yang lain
Seperti kemasyhuran dan kekuasaan!
Mereka sanggup mati demi agama
Singgasana ular naga mereka ingkari
Di mata mereka tidak berbeda raja dan faqir
Segala kebusukan mudah sekali mereka telanjangi
Si kaya dan si miskin punya derajat yang sama di mata mereka
Revolusi dahsyat macam apa yang akan terjadi
Jika ajaran agama begini terlaksana dalam tindakan dan pikiran?
Tanah di bumi bukan milik raja dunia lagi
Seluruh alam milik Tuhan semata
Alangkah baiknya jika aturan dan hukum dari nabi-nabi
Terkubur tak diingat orang
Kita apun akan bersyukur jika orang beriman
Dari sekalian penganut agama
Kehilangan seluruh iman mereka
Mudah-mudahan sesatlah mereka selamanya
Masing-masing kebingungan menafsir kitab suci mereka

Hari-hari benderang moga tak mengoyak
Malam-malam gelap umat yang salatnya khusyuk ini!
Waspadai, jangan sampai mereka dibiarkan terbangun
Kalimah syahadatnya sanggup menghancurkan
Jampi-jampi dunia – Tenggelamkan mereka
Dengan persoalan tetek bengek
Jaga agar gambaran menyedihkan tentang pemimpin agama mereka
Selalu memuaskan hati mereka!
Asingkan mereka dari tindakan nyata,
Dari kegiatan politik, ekonomi, dan kebudayaan!
Hingga mereka merasa bahwa keberadaan mereka
Tidak berarti di papan catur kehidupan!
Alangkah baiknya jika mereka diperbudak
Dan selalu tergantung pada bangsa lain sampai kiamat!
Usahakan terus agar urusan dunia
Mereka serahkan pada golongan lain
Biarkan mata mereka tertutup, aku Setan
Sungguh ngeri bila umat ini terbangun
Dari tidurnya! Ajaran agama mereka merangkum semua
Jaga agar pikiran mereka tetap porak poranda
Penjara mereka dalam kegiatan peribadatan
Dan upacara-upacara usang keagamaan!

Muhammad Iqbal

Hari Pertama Penciptaan Langit Mencemooh Bumi

Hari Pertama Penciptaan
Langit Mencemooh Bumi


Demi nikmat penyatuan dan pelepasan, kehidupan membangun semesta raya ini dan dari desah nafasnya tercipta rumah keajaiban dari siang dan malam.

Masing-masing bertebaran menerpa gairah dan cinta diri untuk berekspresi sambil berteriak lantang: “Aku berbeda dengan engkau.”

Maka bulan dan bintang-gemintang belajar terbang menari, ratusan lampu-lampu dinyalakan di angkasa: 
matahari menggantung di langit biru membentang kubah emasnya dengan tali-tali berwarna perak, di ujung timur fajar pertama pecah dan dari dunia yang baru lahir ia mengangkat tabir

Tapi manusia bumi masih terpencil, sepi dan sunyi.

Belum ada kafilah melintasi padang pasirnya, sungai-sungai belum bergelut menelikung bebukitan, belum ada awan gemawan menjatuhkan tetesan di dedaunan, tiada burung-burung bercerecau di dahan-dahan, dan tiada pula rusa-rusa mungil melompat di sesemakan.
Bumi yang belum rata layaknya asap yang menggunpal-gumpal, belum lagi menyalakan laut dan darahnya dengan kehidupan. Rerumputan tertidur di dasar lelap, belum tersentuh angin musim dingin


Langit mencerca bumi: “Belum pernah aku lihat makhluk seburuk engkau, terpejam buta dalam jangkauanku: tanpa lampuku, darimana engkau peroleh terangmu? Engkau dapat tumbuh setinggi puncak Alvand, tapi ia sebenarnya tidak pijar ataupun tumbuh. Sekarang pilihlah perempuan sundal yang akan meremasmu atau matilah dalam kehinaan.”

Umpatan ini membuat bumi berduka, bermuram durja diliputi kesedihan dan menerawang Tuhan demi menyirami kehidupannya yang kotor dan tiba-tiba dari balik tabir langit suara menyahut: “Andaikan engkau tahu pusakamu yang tak ternilai harganya, engkau mungkin tidak akan bersedih. Karena apabila engkau memandang jiwamu engkau akan menemukan hayat yang menggelegak siap menerangi hari-harimu dan tidak perlu lagi cahaya dari luar

Apa yang membuat hari benderang? Matahari bundar yang ternoda!

Dari hayat yang tidak ternoda cahayamu akan terbit. Cahaya ini akan menuju angkasa raya melaju lebih cepat ketimbang cahaya bulan dan matahari.

Sudahkah engkau hapuskan sketsa harapan dari kanvas jiwamu? Dari debu-debu kegelapanmu sendiri cahaya akan bersinar.

Pengetahuan manusia akan mendesak menguasai angkasa, cintanya akan mengaku Yang Tak Terhingga.

Dengan mata yang lebih terjaga ketimbang milik jibril, ia akan menemukan jalan meski tanpa bimbingan.

Terbentuk dari lempung, manusia akan membumbung seperti malaikat hingga langit menjadi kedai minuman tua di pinggir jalan-jalan yang ditempuhnya.

Kubah-kubah langit kan ditembusnya bagai jarum menusuk sutra.
Dan ia akan mencuci kehidupan dari segala nodanya.


Tatapan matanya akan membuat suram kabut bumi cerah berseri.
Meski hanya sedikit berdoa dan banyak menumpahkan darah, namun dia tetap melaju selamanya.


Dari semesta ia akan belajar memahami sifat-sifat sang wujud, “Siapa yang tenggelam dalam pesona kecantikan Tuhan, maka ia akan menjadi raja segenap makhluk ciptaan.”

Mohammad Iqbal, dari Javid Nama: Ziarah Abadi

Minggu, 09 Mei 2010

cinta lagi hoho ^^

    kau tahu?
    melupakanmu bukan hal yang mudah
    sampai sekarang
    perasaan ini masih ada
    semakin bertemu semakin terakumulasi
    setiap hari

    kau tahu?
    aku takkan pernah menyesal
    aku takkan pernah merasa menderita

    jika Dia memang menghadirkan rasa ini
    untuk melatihku lebih bersabar
    menundukkan rasa
    menundukkan nafsu
    aku rela
    tak melupakanmu
    tanpa ditakdirkan bersamamu
    aku rela

    bukankah tak ada jalan yang mudah
    untuk meraih ridhoNya

    NB
   
    ketika kita jatuh cinta, seringkali berusaha keras untuk melupakannya dengan mengingat kejelekannya
    entah, aku tak terlalu suka dengan cara itu
    mungkin lebih baik aku bersabar, bepuasa dan menahan rasa hingga Dia mencarikan jalan keluar
    bukankah Dia takkan pernah diam?
    bukankah Dia takkan pernah memberi cobaan diluar kesanggupan makhlukNya

    intinya   
    ga usah dipikir nemen2 rek
    ntar juga lupa sendiri
    tugas nya anak ITS kan banyak toh ^_^


    Surabaya, yang hari ini lagi sepi
   
    Aysha Ashiddiqie

Sabtu, 08 Mei 2010

Kita memang berbeda :D


Jujur, saya termasuk tipe orang yang selalu membandingkan diri saya dengan orang lain . Selalu saja ada yang saya bandingkan. Si A pandai bicara di forum, sementara saya bukan termasuk sosok yang meyakinkan untuk itu. Si B menang lomba ini itu, sementara daftar prestasi saya masih kosong. IPK si C sampai 3,8 sementara aku harus puas dengan 3,25. Si D cantik, saya pas-pasan. Si E feminim, saya ngga jelas. Haha masih banyak perbandingan-perbandingan lain yang sering saya lakukan
Anehnya, meski menyiksa saya masih membawa hobi saya ini sampai ke bangku kuliah hingga di hadapan umum saya menjadi sosok yang angkuh (ngga mau ngucapin selamat pas teman-teman menang lomba), selalu meratapi kekurangan, dan tidak bangga dengan diri sendiri.
Untungnya, saya punya hobi lain yang lebih positif yaitu membaca buku. Di sebuah buku,
Saya menemukan penjelasan yang indah tentang tafsiran ayat
“Celupan warna Allah dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah”
(QS 2 : 138)
Allah mewarnai makhluknya dengan sifat yang berbeda-beda dan saling melengkapi. Tak ada orang pintar tanpa orang yang tidak pintar, tak ada pemenang tanpa pihak yang kalah. Semua sudah sunnatullah, tak perlu iri hati, jadikan semua sebagai motivasi.
Allah mewarnai makhluknya dengan sifat yang berbeda-beda dengan potensinya masing-masing. Si Pemimpin yang kharismatik, si Pemikir yang pendiam, kritikus yang pandai berbicara, dan banyak lagi. Tak perlu meniru orang lain untuk menjadi lebih baik. Karena Allah telah mewarnai kita dengan sifat kita, selama sifat itu tidak termasuk akhlak tercela, tak ada yang perlu dirubah. Tak perlu menjadi pendiam jika kita memang orang yang ceria, tak perlu menjadi sosok tertutup jika kita memang extrovert. Selama semua masih dalam koridor syariah, silahkan lakukan apa yang kita suka.
Ada nice quote yang saya dapat dari mas Dalu, calon presbem yang berkampanye di jurusan saya kemarin. (saya hanya mengutip, ngga berniat kampanye ^^v)
Perbedaan potensi tidak membedakan kontribusi, semua akan jadi pahlawan”
Quote tadi membawa saya berpikir ke arah yang lebih jauh. Ke jalan dakwah yang tak mulus dan tak selalu lurus. Ada banyak tikungan yang butuh banyak taktik untuk melewatinya. Ya, dakwah memang butuh penceramah, tapi bukan hanya itu, ada banyak sosok lain yang dibutuhkan. Sosok pemimpin, pemikir, penulis, penghitung, semuanya. Jalan dakwah membutuhkan kontribusi kita, potensi kita untuk melewati tikungan-tikungan tadi
So tunggu apa lagi :D
 NB         :
Ada kalanya sangat sulit menghilangkan hobi membandingkan diri dengan orang lain. Tak perlu dihilangkan, tapi rubahlah orientasinya. Jika dulu dia mendatangkan iri hati, sekarang buat dia mendatangkan motivasi untuk memperbaiki diri
Dan jangan lupa, syukuri nikmat Alllah yang telah menciptakan kita dengan segala kelebihan juga kekurangan.
Tak ada manusia sempurna karena kesempurnaan itu hanya milik Allah, Dzat yang berbeda dengan makhlukNya.

Surabaya yang sedang mendung,
Aysha Asshiddiqie

Rabu, 05 Mei 2010

Sebuah Koreksi Tata Cara Berpakaian :)


05 Mei 2010, 12:26 AM
Sms seorang teman :
“Ukhti, buatin artikel ttg jilbab paris T_T aq sedih, temen2 banyak yang pake jilbab paris. Udah q bilang nerawang tapi masih aja dipakai T_T”
Saya tersenyum, Alhamdulillah masih ada orang yang care dengan perilaku muslimah masa kini walaupun sebenarnya agak meresa tertampar juga. Wajarlah, saya juga termasuk akhawat yang hobi memakai jilbab paris.
Semoga Allah merahmatii ukhti yang meng-sms saya :D
05 Mei 2010, 12:40 AM
                Berusaha memenuhi permintaan dalam sms dari teman tadi,  saya membuka-buka file Al qur’an dan Hadis di laptop hingga saya tertarik pada ayat ini
                "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya"(QS 24 : 31)
                Juga dua hadis ini
“Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada muka dan telapak tangan hingga peregelangannya sendiri.” (HR. Abu Dawud dan Aisyah)
                "Dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya, suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor sapi melecuti orang-orang,dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, memikat hati lelaki dan berjalan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta. Perempuan-perempuan itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium aromanya, padahal aroma surga benar-benar tercium dari  jarak perjalanan sekian-sekian (HR Muslim)
Hmmm…….
05 Mei 2010 12:50 AM
Lama saya pandangi dalil-dalil di atas. Rasanya bingung jadi nulis atau tidak. Lha wong saya juga belum bener ntar takutnya malah saya masuk ke dalam golongan yang disebut di As Shaff ayat 3 :D
"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan" (QS 61 : 3)
But, kalau dipikir-pikir tidak apa-apa deh, demi kebaikan. Toh mulai detik ini saya berkomitmen untuk memperbaiki diri. Doakan biar bisa istiqomah ya :D
05 Mei 2010 13.00 AM
                Mulai menulis
                Sebenernya agak bingung apa yang mau ditulis. Tulisan tentang aurat, jilbab, dan lain-lain kan sudah banyak. Ya sudahlah saya mengutip-ngutip tulisan orang lain saja :D. Dari kumpulan sumber yang saya baca bisa disimpulkan:
PAKAIAN STANDART MUSLIMAH
1.       Pakaian menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan seperti yang disebutkan dalam  hadis riwayat aisyah dan abu dawud yang tertulis di atas
2.       Pakaian tebal dan tidak transparan
>,< jadi sensitive berbicara masalah transparan. Akhirnya saya bercermin, Alhamdulillah aman, baju dan celana saya tebal tidak transparan. Tapi, setelah membaca bahwa pakaian seorang muslimah harus menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan saya jadi sadar kalau jilbab juga termasuk pakaian. Ini yang jadi masalah, jilbab saya paris warna terang lagi. Saya mencoba menerawang, hehe tak bisa dipungkiri memang transparan.
Laah gimana dong? Jilbab paris saya kan banyak, masak harus dipensiunkan semua?  Akhirnya saya mengambil satu jilbab paris lagi sebagai dobelan (dipakai rangkap-red). Saya terawang lagi, Alhamdulillah tidak terawang.
Memang benar kata ummi
“Dek, jilbab paris itu harusnya dirangkap biar ndak nerawang”
Hehe afwan ummi, anaknya nakal ^^
3.       Kerudung mengulur sampai ke dada
Bercermin lagi, Alhamdulillah saat ini jilbab saya sampai dada tapi kadang-kadang pas kondangan karena pengen tampil modis, akhirnya saya memasukkan jilbab ke dalam baju. Haha jadi malu, ternyata banyak kesalahan dalam cara berpakaian saya :D
4.       Pakaian longgar, tidak ketat hingga menampakkan bentuk tubuh
Lagi-lagi berurusan dengan cermin  - -“. Alhamdulillah, jilbab saya lebar. Atasan longgar tapi bawahannya MASIH MEMAKAI LEGGING DAN JELAS MENAMPAKKAN BENTUK KAKI hohoho. Akhirnya saya berganti memakai celana pensil dan bercermin lagi, ternyata bentuk kaki saya masih kelihatan (doh). Yah, memang benar kata bu ustadzah lebih aman pakai rok yang lebar (bukan rok mini loh)  :D
Okelah, saya berganti baju lagi. Tadaaa sekarang aysha pake rok ^^
5.       Tidak berlebih-lebihan dan tidak menarik perhatian
Untuk masalah ini akhirnya saya mencoba bercermin lagi. Penampilan saya menarik perhatian ndak ya? :P
Jadi bingung. Memang menarik perhatian itu yang seperti apa?
Buka Al quran lagi deh. Beruntung saya menemukan penjelasannya juga
"Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu"(QS 33 : 33)
                Kata mbak yang njelasin begini  :
Tenang ukhti, ayat ini tidak melarang kita berdandan. Karena yang ditekankan dalam ayat ini adalah agar kita tidak berperilaku seperti orang zaman jahiliyah dulu yang hobi tabarruj (istilah kerennya sih caper) dengan menonjolkan pakaian, perhiasan serta dandanan mereka.
Misalnya begini, pas semua pake baju putih ukhti pake baju merah. Pas semua pake baju polos, ukhti pake baju berumbai-rumbai . Pokoknya menarik perhatian begitulah
Kalau dengan menuruti syariat Allah, anti merasa tidak modern, kuno dan tidak modis. Coba disimak lagi, cara berpakaian yang tidak syar'i itu adalah cara berpakaian kaum jahiliyah. kalo pakaian anti tidak syari berarti anti meniru kaum jahiliyah yang jadul dari zaman baheula dulu. Sekarang siapa yang kuno? :D hehe.    
                Haha…jadi tersenyum sendiri melihat tulisan di atas, ternyata akhirnya saya ndak jadi nulis. Cuman bercerita :D. Semoga cerita saya bermanfaat buat ukhti yang membaca hehe.
Wallahu a’lamu bis shawab
Surabaya. Kota penuh cinta
(Aysha Asshiddiqie) ^^

Dan masapun berganti :)


                Sore Lembayung, Teras Rumah
Menikmati senja bersama keluarga, sebuah rutinitas yang kurindukan juga semakin jarang kulakukan sejak kuliah.
                Terkadang aku berpikir, indekost membuat aku kehilangan banyak hal. Jogging pagi bareng ayah dan kakak, ngaji di masjid bareng teman-teman, memberi makan kucing-kucing di rumah, mengantar ibu belanja, hmmfh....apakah ini yang dulu sempat membuatku takut menjadi dewasa?
                Ada satu kata ibu yang paling menancap "Anak gadis itu ya nduk, waktu masih kecil dibesarkan, nanti kalau sudah besar orang tua harus ikhlas melepas" . Waktu kecil aku memang belum terlalu mengerti apa maksud dari kata 'melepas',namun sekarang aku benar-benar mengalaminya. semakin hari  semakin jauh dari orang tua. Semester 1 pulang seminggu sekali, semester 4 sebulan sekali, bagaimana dengan semester 6, 8 ? bagaimana juga waktu aku sudah bekerja? bagaimana kalau nanti aku sudah menikah? bukankah seorang istri biasa mengikuti suami? sesering apa aku bisa bertemu mereka?
                Merenung lebih dalam, semua memang ada masanya. Ada satu masa saat hidup kita sepenuhnya dalam pemeliharaanNya, ada satu masa saat hidup kita Dia titipkan ke orang tua kita, ada satu masa saat Dia menyerahkan pilihan hidup kita kepada kita sendiri juga nanti ada satu masa dimana kita mempertanggungjawabkan semua pilihan kita.
                Tak perlu sedih untuk masa yang sudah lewat. atau bahkan meratap ingin kembali ke masa lalu. menjadi dewasa  (baca : memasuki masa saat Dia menyerahkan pilihan hidup kita kepada kita sendiri) adalah sebuah keniscayaan. 'Berpisah' dengan orang tua pun juga keniscayaan. Satu yang perlu diingat, bahwa perpisahan tak berarti benar-benar lepas, hanya saja  amanah orang tua untuk menjaga, merawat dan mendidik kita sudah berakhir. Sekarang posisi mereka bukan lagi pendidik, perawat, ataupun penjaga kita karena saat ini mereka adalah orang-orang yang akan membantu kita meraih ridho-Nya melalui bakti kita kepada mereka.
Satu lagi yang hampir terlupakan, bahwa suatu saat nanti kita mungkin akan memasuki masa dimana Dia mengamanahi kita merawat ayah bunda  tercinta yang sudah mulai senja. Jika kita nanti benar-benar memasukinya, ingat pesan yang ini   kawan :
Anakku
                Pada suatu saat dikala kamu menyadari bahwa aku telah menjadi sangat tua , cobalah berlaku sabar dan cobalah mengerti aku
Jika banyak makanan yang tercecer dikala aku makan, jika aku mendapat kesulitan dalam mengenakan pakaianku sendiri, sabarlah!! Kenanglah saat-saat dimana aku meluangkan waktuku untuk mengajarimu tentang segala hal yang kau perlu tahu, ketika kau masih kecil
Jika aku mengatakan hal yang sama berpuluh-puluh kali, jangan menghentikanku! Dengarkan aku! Ketika kau kecil, kau selalu memintaku membacakanmu cerita yang sama berulang-ulang, setiap malam hingga kau tertidur. Dan aku lakukan itu, untukmu.
Jika aku enggan mandi, jangan memarahiku, dan jangan katakan kepadaku bahwa itu memalukan. Ingatlah berapa banyak pengertian yang kuberikan kepadamu untuk menyuruhmu mandi dikala kecilmu.
Saat kau melihat ketidakmengertianku akan hal-hal baru, jangan menertawakan aku Beri aku sedikit waktu untuk memahami
Anakku
Lewat aku, Dia mengajarimu banyak hal. Cara makan yang baik, cara berpakaian yang baik, cara berperilaku yang baik, juga cara menghadapi problem kehidupan.
                Jika terkadang aku menjadi pelupa dan aku tidak dapat mengerti dan mengikuti pembicaraan, beri aku waktu untuk mengingat dan jika aku gagal melakukannya jangan sombong dan memarahiku, karena yang penting bagiku adalah aku dapat bersamamu dan berbicara padamu
Jika aku tak mau makan, jangan paksa aku! aku tahu kapan aku lapar dan kapan aku tak lapar.
Ketika kakiku tak lagi mampu menyangga tubuhku, untuk bergerak seperti sebelumnya bantulah aku dengan cara yang sama ketika aku merengkuhmu dalam tanganku, mengajarimu melakukan langkah-langkah pertamamu
Anakku
Suatu saat nanti kau akan mengerti bahwa di samping semua kesalahan yang kubuat, aku selalu ingin yang terbaik bagimu  dan bahwa aku siapkan dasar bagi perkembangan dan kehidupanmu kelak.
Kau tidak usah merasa sedih, tidak beruntung atau gagal di hadapanku melihat kondisiku dan usiaku yang sudah bertambah tua. kau harus ada di dekatku, mencoba mengerti bahwa hidupku adalah bagimu, bagi kesuksesanmu
Bantulah aku untuk berjalan, bantulah aku pada akhir hidupku dengan cinta dan kesabaran
Satu hal yang membuatku harus berterimakasih kepadamu adalah senyum dan kecintaanmu padaku
aku mencintaimu, anakku
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      ayah, bundamu
               


Sore Lembayung, teras rumah
                Aku akan tetap menanti saat-saat aku bisa menjalaninya lagi. tak ada yang perlu ditakutkan karena semua hanya keniscayaan yang pasti terjadi, tak usah ditakuti tapi harus dipersiapkan :)
(Aysha Asshiddiqie)
NB          :
Teruntuk ayah bundaku yang terlalu risau dan selalu ingin menemani putri kecilnya di kost.
Tak ada yang perlu dirisaukan, karena mungkin tanpa disadari, kalian sudah membentuk jiwaku menjadi lebih tegar.  Tunggu baktiku ayah, ibu
Syukron katsir
Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihilah mereka seperti mereka mengasihiku di waktu kecil :D