CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 28 Juli 2010

Mencari Solusi Tanpa Mendatangkan Masalah Lain

Mungkin sudah fitrahnya bahwa wanita memang diciptakan berparas menarik. Terlebih untuk teman-teman yang menutup auratnya dengan baik, juga menjaga pandang, pesona sejati seorang muslimah akan terpancar dengan sendirinya. Maka jangan heran, jika di kehidupan sehari-hari anda aka dipenuhi perhatian, ungkapan cinta, mungkin juga berkali-kali di khitbah.
Memang terkadang hal ini membuat kita risih, terlebih kalau ada oknum yang sepertinya menciptakan ‘teror’ kepada kita. Memenuhi handphone kita dengan sms-sms ‘gombal’, memenuhi meja kita dengan kartu ucapan, atau bahkan tiba-tiba ada kiriman coklat ke alamat kita. Itu wajar. sebab kita memang hidup di dunia, bukan di surga. Jadi keterjagaan mungkin hanya milik sedikit orang, bukan semua.
Ada kalanya kita yang risih menjadi agak gegabah memilih langkah mengatasi semua. Dengan mengganti status facebook dari single menjadi in relationship misalnya. Mungkin tampaknya ini akan menyelesaikan masalah sebab orang-orang yang ‘mengejar’ kita akan berpikir ulang untuk melanjutkan ‘pengejarannya’ kalau tahu kita sudah punya pasangan, tapi kalau kita mau mencermati, itu semua hanyalah solusi jangka pendek yang bisa saja menghadirkan masalah lain. Fitnah lain.
Ukhti, pernahkah kita berpikir saat kita mengganti status seperti itu, banyak mata yang mengawasi tindakan kita. Tak hanya si dia, tapi mungkin juga orang-orang lain yang sudah menganggap kita teladan sebab kita adalah kader dakwah. Kalau mereka hanya tahu, tanpa berpikir macam-macam sih tak terlalu bermasalah tapi kalau mereka berpikir, lhawong yang biasa dakwah aja boleh pacaran masak kita nggak? Itu yang menjadi masalah sebab tanpa sengaja kita sudah menjadi MLM maksiat. J
Sebenarnya, jika kita bisa berpikir jernih, pasti ada solusi alternatinya sebab Allah tak mungkin memberi ujian di luar kemampuan hambanya. Jikalau antum semua merasakan kerisihan seperti itu, coba beri ‘dia’ pengertian dengan cara yang ma’ruf dan tak melanggar koridor syari’at tapi kalau dia tak bisa diberi pengertian yah ada dua pilihan acuhkan atau hindari (bener ngga ya? –“) atau mungkin antum bisa curhat ke orang yang lebih mengerti (murabbi misalnya) jadi antum insya allah dapet solusi yang lebih baik.
NB
Spesial thanks buat teman-teman yang sudah menasihati saya =))

Sabtu, 24 Juli 2010

  Rahasia Dua Lelaki

dari balik tabir, kudengarkan wanita itu bicara mengisahkan pengalaman yang akan menjadi guru
***
“aku bertemu dua lelaki”, dia memulai cerita dengan suara lembut, riang, sekaligus sendu. Aku menerka demikian pula wajahnya
“kurasa dua-duanya mampu membuatku tak bisa menolak jika mereka punya kehendak”
“oh ya?”, kudengarkan sambil dalam hati mengucap “Rabbi..”
***
“lelaki pertama berparas titisan yusuf,hartanya warisan sulaiman, gagahnya serupa musa”
wanita itu berhenti, sejenak menghela nafasnya
aku menggigit bibir dan mendalamkan tundukku
***
“dan tahukah kau”, suaranya cekat kini,
“setelah bicara padanya, aku pulang terpesona, merasa telah berjumpa dengan lelaki paling rupawan bercakap dengan insan paling bijaksana”
***
aku tak ingin tahu lebih banyak,
jadi kutanyakan padanya tentang lelaki kedua
dan sepertinya dia tersenyum
***
“seusai berbincang dengan lelaki kedua”, katanya
“aku pulang dengan bahagia, merasa penuh pesona merasa menjadi wanita paling jelita, merasa diriku perempuan paling cendikia”
***
“jadi di antara mereka”, tanyaku sambil mengepalkan jemari
“siapa yang lebih tampan, siapa yang lebih mengagumkan?”
kurasa dia tersenyum lagi, menertawakanku barangkali
“laki- laki pertama lebih mencintai dirinya sendiri ,dia bersukacita saat menebarkan pesona, dia bahagia ketika banyak hati memujanya”
***
“laki-laki kedua mempesona bukan karena dirinya mdaya pikatnya ada pada perhatiannya, yang membuatku merasa ada, merasa bermakna, merasa berharga”
***
“jadi”, aku menyimpulkan perlahan, “kaumemilih yang kedua?”
dia tersenyum lagi, “aku telah mendapatkan yang ketiga”
“laki-laki suci; yang memuliakanku dengan menikahiku, dia menjaga kesuciannya dengan pernikahan, dia menjaga pernikahannya dengan kesucian, dia berupaya untuk mempunya pesona lelaki pertama, tanpa mengumbarnya. dia belajar memiliki pesona lelaki kedua, untuk mengagungkan isterinya meski jauh dari sempurna dia mengingatkanku pada sabda Sang Nabi;
“sebaik-baik lelaki adalah yang paling memuliakan perempuan”
***
aku tersenyum kini, “tunggu, apakah engkau ini isteriku?”
***
NB
ini copast dari blognya pak salim a fillah
bagus, walaupun yang nulis agak narsis ^^

Cinta: Apakah berbalas?

"Beginilah cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta; Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada disekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum, dan menangis tanpa mau disebut gila." (Tasaro GK, Galaksi Kinanthi)

Cinta yang belum terbalas tapi masih menghadirkan harap akibat sebuah perasaan “sepertinya dia suka sama aku” memang menyiksa. Mendatangkan penasaran. Membungakan angan “Andai dia mau denganku”, atau “Apa dia tahu perasaanku?”. Mau tak mau, pertanyaan itu akan terus muncul dalam benak kita. Setiap hari. Berganti-ganti bahkan di alam bawah sadar sekalipun.

Sikasaan itu akan lebih terasa ketika  di satu hari perhatiaannya membuat kita merasa perasaan kita berbalas, sementara di lain hari sikapnya yang ‘cuek’ mulai menghempas harap. Kadangkala terbersit hasrat untuk sekedar menanyakan perasaan. Tapi agaknya kita terlalu pemalu untuk memulai berbicara tentang rasa hingga siksaan itu terus berjalan tanpa henti.
*

Menanggapi permasalahan di atas, pernahkah kita berfikir dari dua arah, apakah cinta yang berbalas selalu sesuai dengan gambaran orang yang patah hati? Indah dan membahagiakan

Mungkin bagi sebagian orang memang iya. Namun bagi mereka yang telah menitipkan hatinya kepada Sang Pemilik Cinta, keterbalasan itu justru menghadirkan gelisah karena disatu sisi mereka takut zina hati sementara di sisi lain mereka menikmati gejolak indah yang bervariasi

Hari-hari dipenuhi keraguan. Saat kita gembira bertemu dengan "dia", di saat itu pula rasa "takut" hadir, di saat kita merindukannya, di saat itu pula kita merasa malu karena kita jarang mengingat pemiliknya, Ar-Rahman. Pergulatan batin akan jadi sangat melelahkan jika kita tidak berusaha untuk "mempertahankan" diri sekuatnya.

Bagi yang sudah diberi kemampuan untuk menikah , masalah ini mungkin akan bisa diatasi dengan mudah. Tapi bagaimana bagi yang belum mampu? Inilah ujian yang sebenarnya. Saat kita diharuskan memilih, untuk tetap lurus ataukah sedikit berbelok. Terserah pilih yang mana hanya saja ada satu hal yang perlu diingat bahwa cinta sejati tak akan pernah melawan ketentuan Ar Rahman, Sang Pemilik Cinta.

Intinya, bagi seorang yang masih ingin berada dalam koridor ketaatan dan belum diberi kemampuan untuk menikah, terbalas atau tidak sebenarnya sama saja, tak terlalu membawa pengaruh besar. Toh biarpun terbalas, kita tetap saja harus menekan perasaan ini, sebab semua belum memang belum waktunya.

Kalaupun ‘nasib baik’ berpihak dan si dia berjanji akan menikahi kita dalam tenggat waktu 2 tahun lagi, 3 tahun lagi atau bebeeerapa tahun lagi semua perlu kita pikirkan ulang. Apakah mengikat seseorang dengan ikatan yang bukan pernikahan itu ada dalam Al Qur’an? Oleh kerena itu yakinkan diri kita bahwa jika sudah pada waktunya, tanpa janji pun lelaki langit pasti akan datang menjemput bidadarinya J

Mungkin awalnya kita risau, karena perasaan ingin memiliki terus memenuhi hati tapi yakinlah Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Jika satu saat nanti kita siap menikah dan ternyata dia melamar kita ya Alhamdulillah, tapi kalau ternyata dia bukan jodoh kita, terima saja. Karena itu sudah ketentuan. Bukankah menikah dengan orang yang kita cintai adalah pilihan? Dan mencintai orang yang kita nikahi adalah kewajiban?
*
“Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah maka cinta yang lain hanyalah upaya menunjukkan cinta padaNya. Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki. Selamanya memberikan apa yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. (M Anis Matta)”


“Yang mereka cintai sesungguhnya adalah Allah, adalah kebenaran, adalah misi hidup mereka. Bukan orang atau benda atau bentuk apapun. Manusia hanyalah medan karya tempat cinta mengejawantah. Maka Allah memberi mereka kelezatan demi kelezatan ketika cinta mengejawantah. (M Anis Matta).”


“Ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi yang lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu (M Anis Matta)”




*
NB
Sebenernya aysha juga agak sungkan nulis cinta-cintaan mulu tapi ya mau gimana lagi. Lhawong ada yg minta –“. Dan rasanya sayang kalau tidakk didokumentasikan di blog ^^ narsis mode : on. :P wkwk ee

Kamis, 22 Juli 2010

Quotes

ini kutipan-kutipan yang saya suka. tapi maaf ni, saya belum sempat mencantumkan sumber-sumbernya :D

simak-simak :D
*
 “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS 48: 29)
*
Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami." (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (QS 7 : 126)
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar musuhmu. Jika kamu merasa sakit kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan pula sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS 4 : 104)
*
Di jalan cinta para pejuang mungkin kita terjaga sebelum mimpi kita selesai. Dan tugas kitalah untuk segera bangun, bangkit menyelesaikannya di dunia nyata.
*
Di lautan nikmat dua makhluq terpisah. Yang satu tenggelam yang satu menyelam. Kau tahu apa bedanya?
*
Kita yang menjalani hidup dengan mengalir seperti air mungkin lupa bahwa air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah.
*
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak sedikitpun merubah (janjinya)(QS 33:23)
*
Para pecinta sejati tak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai, mereka akan segera membuat rencana untuk memberi. (M Anis Matta)
*
Yang mereka cintai sesungguhnya adalah Allah, adalah kebenaran, adalah misi hidup mereka. Bukan orang atau benda atau bentuk apapun. Manusia hanyalah medan karya tempat cinta mengejawantah. Maka Allah memberi mereka kelezatan demi kelezatan ketika cinta mengejawantah. (M Anis Matta).
*
Jika cinta adalah matematika maka yang mencintai kita akan mengalikan kebahagiaan sampai tak hingga, membagi kesedihan hingga tak berarti, menambah keyakinan hingga utuh, mengurang keraguan hingga habis
*
Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah maka cinta yang lain hanyalah upaya menunjukkan cinta padaNya. Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki. Selamanya memberikan apa yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. (M Anis Matta)
*
Di jalan cinta para pejuang, sejak awal kita mengikrarkan bahwa kita semua milik Allah, dan hanya padaNya kita akan kembali. Maka dengan sahabat yang paling setia, dengan saudara yang paling kita sayang, atau orang tua yang paling kita cinta, hubungan kita bukanlah hubungan saling memiliki. Allah hanya meminjamkan dia untuk kita dan meminjamkan kita untuknya. Itu saja. Sudah begitu besar karunia Allah, bahwa kita ditakdirkan bersama. Atau pernah bersama. Bersama di jalan cinta para pejuang
*
Kalau cinta sudah terurai laku, cinta itu sempurna seperti pohon iman. Akan terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata. Buahnya terjumbai dalam laku (M Anis Matta)
*
Cita dan tujuan selalu ada jauh di depan. Gairah dan hasrat membuatnya terasa dekat. Jikapun kemudian ia masih tampak gelap atau buram. Itu karena mata yang kita pakai untuk melihatnya terletak dalam hati. Apakah kau mendengar suaranya saat memohon untuk tak dikotori.
*
Ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi yang lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu (M Anis Matta)
*
Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tenteram jiwa padanya, dan tenteram jiwa padanya, dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa, dan ragu-ragu dalam hati, meski orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkanmu (HR Muslim)
*
Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemungkaran dan dosa. Jika suatu kedurhakaan berulangkali dikerjakan maka jiwa menjadi akrab dengannya. Hingga ia tak lagi peka. Mati rasa (Hasan Az Zayyat)
*
Kecocokan jiwa memang tak selalu sama rumusnya. Ada dua sungai besar yang bertemu dan bermuara di laut yang satu, itu kesamaan. Ada panas dan dingin bertemu untuk menciptakan kehangatan, itu keseimbangan. Ada hujan lebat berjumpa tanah subur, lalu menumbuhkan taman, itu kegenapan.
*
Aku percaya, maka aku akan melihat keajaiban. Iman adalah mata yang terbuka mendahului datangnya cahaya.
*
Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah ketika digunung ia menggalang kapal dan ditertawai. Ibrahim belum tahu bahwa akan tercawis domba ketika pisau nyaris memapas buah hatinya. Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah saat ia diperintah memukulkan tongkat. Di badar, Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak “Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah”. Dan kitapun belajar, alangkah agungnya iman.
*
Ajarkan pada kami bunda Hajar, bagaimana perasaan iman menghajar rasa khawatir dan cemburu yang membakar. Wahai para sahabat yang menggali parit, bisakah kalian rumuskan dalam sebait bagaimana nalar iman meloncat tinggi melampaui nalar munafik yang berbukit-bukit.
*
Padaku malaikat menawarkan “Tinggallah di langit, bersama syahdu sujud-sujud kami. Bersama kenikmatan-kenikmatan suci”. “Tidak”, kataku, “Di bumi masih ada angkara aniaya. Di sanalah aku mengabdi, berkarya, berkorban hingga batas waktu yang ditentukan” (Iqbal, Ziarah abadi)
*
Wahai pejuang, jalan kita bukan jalan para penikmat kelaparan yang ketakutan berkumur saat puasa tapi diam saja saat menyaksikan kezhaliman. Juga bukan jalan para penikmat ka’bah yang kecanduan berhaji sementara fakir miskin lelah mengetuk pintu rumahnya yang selalu terkunci.
*
Ikhlas, kata yang tak mudah dan selalu menyisakan tanya. Dan kita adalah manusia yang tak dapat tidak, suka menuliskan kebajikan-kebajikan kita. Maka aku menuliskan kebajikan di atas air. Menjadi gelombang kecil, kecil saja. Di permukaan, meriak dan menghilang. Lalu yang tampak hanya wajahku yang kehausan. Atau terkadang kutulis di atas pasir agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan. Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan.
*
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS 9 : 41)
*
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya (QS 23 : 57-61)
*
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya". (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS 13 : 27-28)
*
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS 48 : 4)
*
Syukur adalah mendayagunakan segenap nikmat yang telah Allah karuniakan untuk menggapai yang lebih tinggi. Yang berharta, jangan puas denga shadaqahnya. Yang berilmu, jangan puas dengan amalnya. Yang bernafas, jangan puas sekedar berbaring dan duduk. Tapi bangkitlah, berlairilah. Di jalan cinta para pejuang, bersabarlah, bersyukurlah.
*
Sahabat sang nurani
Satu saat, kuminta nasehat pada seorang sahabat
Aku merasa tak layak ukht, katanya

Aku tersenyum dan berkata
Jika tiap kesalahan kita dipertimbangkan
Sungguh di dunia ini tak ada lagi
Orang yang layak member nasihat

Memang merupakan kesalahan
Jika kita terus saja saling menasihati
Tapi dalam diri tak ada hasrat untuk berbenah
Dan menjadi lebih baik lagi di tiap bilangan hari

Tapi ada kesalahan juga
Jika dalam ukhuwah tak ada saling menasehati
Hanya karena kita berselimut baik sangka kepada saudara

Dan kesalahan terbesar
Jika kita enggan saling menasihati
Hanya agar kita sendiri tetap merasa nyaman
Berkawan kesalahan

Subhanallah, di jalan cinta para pejuang
Nasehat adalah ketulusan
Kawan sejati bagi nurani
Menjaga cinta dalam ridha-Nya
*
Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, tapi engkau pasti mati. Berbuatlah sekehendakmu, tapi engkau kan dimintai pertanggungjawaban. Cintailah siapapun yang kau dambakan, tapi kau pasti kan berpisah darinya (Jibril AS)
*
Jadikan cintaku padaMu ya Allah, berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tak suka. Karena aku tahu, menaatiMu dalam hal yang tak kusukai adalah kepayahan, perjuangan dan gelimang pahala. Karena seringkali ketidaksukaanku, hanyalah bagian dari ketidaktahuanku.
*
Tapi yakinlah, Allah lebih tahu tentang kita. Dan Dialah yang akan menyutradarai pentas kepahlawanan para aktor ketaatan. Dan semua akan berakhir seindah surga. Surga yang telah dijanjikanNya.
*
Jika masih hidup, aku akan bisa makan
Jika mati, takkan kekurangan kuburan
Semangatku adalah semangat raja
Jiwaku jiwa merdeka
Yang memandang kehinaan bagai kekafiran
(Muhammad bin Idris As Syafi’i)
*
Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu. Maka masuklah ke dalam surgaKu (QS Al Fajr : 27-30)

Rabu, 21 Juli 2010

Tulip Dari Sinai


Bagai orang asing bagi pribadimu
Kau cari jalan baru ke bintang di langit
Buka matamu, pandang dirimu umpama benih
Agar tersembul kau dari bumi bagai pohonan

Agar kau paham rahasia hidup
Kusampaikan ihwal dengan segenap rahasianya:
Mati sajalah kau jika tak punya jiwa
Jika punya, kau akan hidup kekal

Katamu insan dibentuk dari segumpal darah
Terikat dunia ada dan membusuk ini
Namun alam dengan bingkai jagatnya
Telah meletakkan arus pada dasar lautnya

Tak tahu aku apa aku anggur atau cawan
Mutiara atau pemilik mutiara
Jika kuterangi mataku dengan jiwa, kutahu
JIwaku dan aku tak sama dengannya

Dunia kita ini masih percobaan seorang pemahat
Perubahan demi perubahan ia alami siang dan malam
Pahatan nasib memerintahkan kita terus bekerja
Memberi bentuk, sebab ia masih pahatan kasar

Tak seorang tahu bagaimana Diri muncul mengada
Tak dari dunia ruang dan waktu ia berasal
Kudengar hikmah ini dari Khaidir nabi lautan:
"laut tak lebih tua dari ombaknya."

Apa arti kerisauan pikiran dalam kalbuku?
Mengapa ku tampak bagaikan rahasia
Terangkan padaku ini, o Filsuf bijak:
Tubuh diam, jiwa mengembara. Bagaimana dan mengapa?

Jika kau tahu kemungkinan-kemungkinanmu
Embun bisa kau cipta jadi lautan luas
O Hati, mengapa minta seberkas cahaya pada bulan?
Nyalakan lampumu agar terang malam-malammu

Berapa lama kau akan tetap berduka seperti ini?
Berapa lama sarangmu tetap di debu seperti semut?
Belajarlah terbang bagai elang dan membubunglah
Jangan di tanah kau mencari makan, tapi di angkasa

Jika kau dicipta
Bagai setetes embun
Bangkit dan belajarlah membasahi
Hati tulip

Jika kau dicipta sebagai duri
Tempellah sekuntum mawar segar
Ingatlah kemuliaan taman:
Belajarlah menikam

Jika kau disilang tukang kebun
Dengan kembang lain
Belajarlah tumbuh segar
Bagai rumputan

Supaya lebih kuat
Dan tetap pahit
Tinggallah di bumbung arak
Dan matangkan dirimu di situ

Berapa lama kau akan tetap tinggal
Di bawah sayap lain?
Belajarlah terbang
Dengan bebas di taman

Ketika kuketuk pintu kedai
Penjaga kedai berkata:
"Pergi! Nyalakan sendiri api di Baitul Haram
Hingga hatimu menyala terang."

Tak pernah kupuja bentuk
Kuhancurkan sudah rumah berhala
Aku ini arus yang meluap
Kurecai semua rantai

Pikiranku ragu
Tentang ada dan tiadaku
Namun cinta mengumumkan
Aku ada

Aku memuja di rumah berhala
Dan shalat di Ka'bah
Kukalungi leherku untaian suci
Dan di tangan tasbih

Tak berani kukuras genangan duka ini
Sebab Kau yang memberinya
Kucegah air mataku menyembur
Agar mata air memancur dari kalbu

Arif dalam kata
Aku gila tindakan nyata
Mabuk anggur cinta pada-Mu
Tetap aku bersahaja

Muhammad Iqbal

Harapan Kepada Pemuda


Aku harapkan pemuda inilah yang akan sanggup
membangunkan zaman yang baru
memperbaru kekuatan iman
menjalankan pelita hidayat
menyebarkan ajaran khatamul-anbiya’
menancapkan di tengah medan pokok ajaran Ibrahim

Api ini akan hidup kembali dan membakar
jangan mengeluh jua, hai orang yang mengadu
Jangan putus asa, melihat lengang kebunmu
Cahaya pagi telah terhampar bersih
Dan kembang-kembang telah menyebar harum narwastu

Khilafatul-Ard akan diserahkan kembali ke tanganmu
Bersedialah dari sekarang
Tegaklah untuk menetapkan engkau ada
Denganmulah Nur Tauhid akan disempurnakan kembali
Engkaulah minyak atar itu, meskipun masih tersimpan dalam kuntum yang akan mekar

Tegaklah, dan pikullah amanat ini atas pundakmu
Hembuslah panas nafasmu di atas kebun ini
Agar harum-harum narwastu meliputi segala
Dan janganlah dipilih hidup ini bagai nyanyian ombak
hanya berbunyi ketika terhempas di pantai
Tetapi jadilah kamu air bah, mengubah dunia dengan amalmu

Kipaskan sayap mu di seluruh ufuk
Sinarilah zaman dengan nur imanmu
Kirimkan cahaya dengan kuat yakinmu
Patrikan segala dengan nama Muhammad

Mohammad Iqbal

Sepucuk surat dari ayah


Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang laki-laki kepada seorang laki-laki; surat seorang ayah kepada seorang ayah.
Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Bekas kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya.
Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindahdan paling aku banggakan di depan siapapun.
Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua.
 Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan.
Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dicintai orang lain, tapi agar engkau dicintai Tuhan.
Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.
Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapatkau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.
Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa.
Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.
Dari ayah yang senantiasa merindukanmu
MISYKAT. 8

Selasa, 13 Juli 2010

ketika aysha yg geje ngomongin korupsi :P

Teman 1
“Wah kalau orang Indonesia yang korupsi dihukum mati, ntar ada pembunuhan masal dong. Lah jumlah pejabat dari tingkat kelurahan sampe eselon satu aja berapa? Belum pengusahanya. Wah bisa-bisa hantu koruptor gentayangan ntar hihihi”
Teman 2
“Emang dasar orang Indonesia, jiwanya jiwa ngrusak, KRD enak-enak pake pintu otomatis kok diganjel pake batu. Rusak deh”
Teman 3
“Adek q kmaren hasil tesnya jelek. Jadi ga masuk SMP negeri, tp mama bilang ada yang nawarin bangku 1,5 jt gt…menurutmu gmn?”
Teman 4
Indonesia, ing ngarso ngrikiti ing madya ngriwuhi, tut wuri ngerecoki *halah-halah*
Teman 5
“Lhawong mau jadi polisi aja nyogoknya puluhan juta, pantes pas dah jadi balikin modal. Begitu itu tingkahnya, kalo  ga pungli di jalan yaaa jadi makelar kasus”
Teman 6
“Anggota DPR kerjaannya ya nyari ceperan biar modalnya balik dulu”
Teman 7
“Cara ngemis dari yang paling konvensional smpe yang paling modern
Pengen uang receh sodorin bungkus permen
Pengen duit seribuan sodorin amplop
Pengen duit jutaan sodorin cek
Pengen milyaran, sodorin koper kayak si gayus :P”
Teman 8
Apa bedanya pengemis ma koruptor?
Klo pengemis ga makan haknya koruptor, kalo koruptor makan jatah pengemis
Trus klo koruptor ma WTS apa?
WTS kena razia malu, mukanya ditutup
Lha koruptor klo ketangkap malah senyam-senyum innocently di depan tipi 
      Halah-halah mbuh lah teman-teman saya ini komentarnya makin kreatif saja. Sempet sih saya bilang. Kalian ngomong gitu soalnya kalian ngga ada di tempat mereka, klo kalian jadi pejabat yakin tah ngga bakal tergoda? :P
      Indonesia,
      Banyak nian penyakitmu. Digerogoti orang-orang yang tidak amanah, dari tingkat sekolah aja sogok menyogok dah kelihatan wajar. Ntar klo dah jadi pejabat, makan uang rakyat jadi wajar juga donk.
      Zaman sekarang korupsi mah dah biasa, lha wong pak sensor aja pake peci korupsi milyaran kok .
      >,<
      Ayo ada yang bilang gitu? sini tak timpuk….
      Kalian jangan lihat pecinyaaaa………..yang korupsi itu orangnya bukan pecinya.
      Lagipula, Kalau perbuatan buruk sudah dinilai wajar, apa kita mau ikut-ikutan juga? klo kalian semua jawab iya, saya yakin selamanya Indonesia akan rusak, soalnya semua berorientasi ngeruk kekayaan negara, ga ada yang pengen melakukan perbaikan.
      Ntar smua pada bilang
      Malu aku jadi orang Indonesia
      Untung ibu pertiwi ga bisa ngomong. Kalau dia bisa ngomong pasti dia akan bilang
      Gue yang malu punya penduduk kayak kalian smua
      Entahlah rasanya, kerusakan mental ini sudah terlalu mendarah daging. Mental generasi muda kita sudah terlanjur terbentuk menjadi sosok pencari keuntungan yang handal bukan  pemberi kontribusi yang loyal dan ikhlas.
      Gimana enggak, lha wong pendidikan korupsi sudah di tanamkan sejak dini.
      Masuk sekolah nyogok
      Nilai jelek, ngasih uang saku buat wali kelas
      Masuk universitas pake joki
      Ntar ga dapat kerja, nyogok personalia
      Mbuh-mbuh geregeten
      Yasudahlah, daripada saya komen aneh-aneh disini. Ntar malah yang disinggung lihat dan saya dituntut karena pencemaran nama baik lebih baik saya akhiri saja lah. Hmm…iya, ada pesan buat teman-teman.
      Apakah kalian masih ingat hukum inersia?
      Saya harap kalian bisa mengerti filosofinya :P
      Dan satu lagi
      Jangan pernah berkata
      Jangan malu menjadi orang Indonesia
      Hanya untuk membela diri dari puisi pak taufiq ismail
      Malu aku jadi orang Indonesia
      But katakan dengan yakin
      Jadi orang Indonesia jangan malu-maluin
      Lalu Ikuti dengan tindakan, agar ibu pertiwi tak lagi malu punya penduduk seperti kita
      Aysha yang lagi error

Jumat, 02 Juli 2010

Cinta, biar aku yang mengartikannya :)

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh menghabiskan waktunya di pantai, di mall, dimanapun
bersama kekasih
tapi apa kita harus seperti itu juga?
kau tahu?
disana
masih banyak orang yang masih butuh bantuan kita

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh menatap gemintang malam
membayangkan wajah terkasih mereka
tapi apa kita harus seperti itu juga
sementara jauh disana
nyanyian surga memanggil dengan kata perjuangan

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh tertidur dalam sepertiga malam
memimpikan kekasih kekasih mereka
tapi apa kita harus seperti itu juga?
sementara di Arsy sana ada Sang Kekasih yang Maha Agung dan Pencemburu
yang selalu menunggu kita untuk terjaga
menangis, mengeluh, bercerita dan meminta kepadaNya

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh saja melayangkan kata cinta kpd kekasihnya
tapi apa kita harus seperti itu juga?
Lihat disana,
ada ali, fatimah yang menyimpan cinta mereka dalam rahasia paling rapat
pun cinta mereka berakhir indah
maka biar aku mengikuti jalan mereka
aku tahu ini memang sepertinya menakutkan
tapi aku pasrah
karena aku tahu Dia akan memberikan jalan yang indah
bukan karena aku tak terlalu cinta padamu
tapi cintaNya yang lebih besar membuatku tak kuasa melanggar laranganNya :)

Cinta tak hanya untuk itu sayang
tak hanya untuk bersentuhan
tak hanya untuk bermanis muka
tak hanya untuk berjanji

tapi cinta adalah perjuangan yang tak kenal kata lelah
untuk meninggikan namaNya

jika saat ini kau terluka karena perasaan kita
akupun juga
tapi percayalah
di surga nanti balasaNya akan lebih indah
dan memupuskan duka kita disini