CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 05 Mei 2010

Dan masapun berganti :)


                Sore Lembayung, Teras Rumah
Menikmati senja bersama keluarga, sebuah rutinitas yang kurindukan juga semakin jarang kulakukan sejak kuliah.
                Terkadang aku berpikir, indekost membuat aku kehilangan banyak hal. Jogging pagi bareng ayah dan kakak, ngaji di masjid bareng teman-teman, memberi makan kucing-kucing di rumah, mengantar ibu belanja, hmmfh....apakah ini yang dulu sempat membuatku takut menjadi dewasa?
                Ada satu kata ibu yang paling menancap "Anak gadis itu ya nduk, waktu masih kecil dibesarkan, nanti kalau sudah besar orang tua harus ikhlas melepas" . Waktu kecil aku memang belum terlalu mengerti apa maksud dari kata 'melepas',namun sekarang aku benar-benar mengalaminya. semakin hari  semakin jauh dari orang tua. Semester 1 pulang seminggu sekali, semester 4 sebulan sekali, bagaimana dengan semester 6, 8 ? bagaimana juga waktu aku sudah bekerja? bagaimana kalau nanti aku sudah menikah? bukankah seorang istri biasa mengikuti suami? sesering apa aku bisa bertemu mereka?
                Merenung lebih dalam, semua memang ada masanya. Ada satu masa saat hidup kita sepenuhnya dalam pemeliharaanNya, ada satu masa saat hidup kita Dia titipkan ke orang tua kita, ada satu masa saat Dia menyerahkan pilihan hidup kita kepada kita sendiri juga nanti ada satu masa dimana kita mempertanggungjawabkan semua pilihan kita.
                Tak perlu sedih untuk masa yang sudah lewat. atau bahkan meratap ingin kembali ke masa lalu. menjadi dewasa  (baca : memasuki masa saat Dia menyerahkan pilihan hidup kita kepada kita sendiri) adalah sebuah keniscayaan. 'Berpisah' dengan orang tua pun juga keniscayaan. Satu yang perlu diingat, bahwa perpisahan tak berarti benar-benar lepas, hanya saja  amanah orang tua untuk menjaga, merawat dan mendidik kita sudah berakhir. Sekarang posisi mereka bukan lagi pendidik, perawat, ataupun penjaga kita karena saat ini mereka adalah orang-orang yang akan membantu kita meraih ridho-Nya melalui bakti kita kepada mereka.
Satu lagi yang hampir terlupakan, bahwa suatu saat nanti kita mungkin akan memasuki masa dimana Dia mengamanahi kita merawat ayah bunda  tercinta yang sudah mulai senja. Jika kita nanti benar-benar memasukinya, ingat pesan yang ini   kawan :
Anakku
                Pada suatu saat dikala kamu menyadari bahwa aku telah menjadi sangat tua , cobalah berlaku sabar dan cobalah mengerti aku
Jika banyak makanan yang tercecer dikala aku makan, jika aku mendapat kesulitan dalam mengenakan pakaianku sendiri, sabarlah!! Kenanglah saat-saat dimana aku meluangkan waktuku untuk mengajarimu tentang segala hal yang kau perlu tahu, ketika kau masih kecil
Jika aku mengatakan hal yang sama berpuluh-puluh kali, jangan menghentikanku! Dengarkan aku! Ketika kau kecil, kau selalu memintaku membacakanmu cerita yang sama berulang-ulang, setiap malam hingga kau tertidur. Dan aku lakukan itu, untukmu.
Jika aku enggan mandi, jangan memarahiku, dan jangan katakan kepadaku bahwa itu memalukan. Ingatlah berapa banyak pengertian yang kuberikan kepadamu untuk menyuruhmu mandi dikala kecilmu.
Saat kau melihat ketidakmengertianku akan hal-hal baru, jangan menertawakan aku Beri aku sedikit waktu untuk memahami
Anakku
Lewat aku, Dia mengajarimu banyak hal. Cara makan yang baik, cara berpakaian yang baik, cara berperilaku yang baik, juga cara menghadapi problem kehidupan.
                Jika terkadang aku menjadi pelupa dan aku tidak dapat mengerti dan mengikuti pembicaraan, beri aku waktu untuk mengingat dan jika aku gagal melakukannya jangan sombong dan memarahiku, karena yang penting bagiku adalah aku dapat bersamamu dan berbicara padamu
Jika aku tak mau makan, jangan paksa aku! aku tahu kapan aku lapar dan kapan aku tak lapar.
Ketika kakiku tak lagi mampu menyangga tubuhku, untuk bergerak seperti sebelumnya bantulah aku dengan cara yang sama ketika aku merengkuhmu dalam tanganku, mengajarimu melakukan langkah-langkah pertamamu
Anakku
Suatu saat nanti kau akan mengerti bahwa di samping semua kesalahan yang kubuat, aku selalu ingin yang terbaik bagimu  dan bahwa aku siapkan dasar bagi perkembangan dan kehidupanmu kelak.
Kau tidak usah merasa sedih, tidak beruntung atau gagal di hadapanku melihat kondisiku dan usiaku yang sudah bertambah tua. kau harus ada di dekatku, mencoba mengerti bahwa hidupku adalah bagimu, bagi kesuksesanmu
Bantulah aku untuk berjalan, bantulah aku pada akhir hidupku dengan cinta dan kesabaran
Satu hal yang membuatku harus berterimakasih kepadamu adalah senyum dan kecintaanmu padaku
aku mencintaimu, anakku
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      ayah, bundamu
               


Sore Lembayung, teras rumah
                Aku akan tetap menanti saat-saat aku bisa menjalaninya lagi. tak ada yang perlu ditakutkan karena semua hanya keniscayaan yang pasti terjadi, tak usah ditakuti tapi harus dipersiapkan :)
(Aysha Asshiddiqie)
NB          :
Teruntuk ayah bundaku yang terlalu risau dan selalu ingin menemani putri kecilnya di kost.
Tak ada yang perlu dirisaukan, karena mungkin tanpa disadari, kalian sudah membentuk jiwaku menjadi lebih tegar.  Tunggu baktiku ayah, ibu
Syukron katsir
Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihilah mereka seperti mereka mengasihiku di waktu kecil :D

0 komentar: