CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 28 September 2010

Tentang Al Qur’an yang Dibakar

Metrotvnews.com, Springfield: Pembatalan pembakaran Alquran hanya omong kosong belaka. Faktanya, dua pendeta justru melakukannya. Yang melakukan bukan Pendeta Terry Jones, tapi kedua pengikutnya.
Pendeta Bob Old bersumpah melaksanakan aksinya membakar Alquran. Bersama Pendeta Danny Allen, Old melakukan aksinya di hadapan sekelompok orang yang sebagiannya merupakan awak media, Sabtu (11/9) lalu, sama persis pada hari yang dideklarasikan Terry Jones.

Kedua pendeta itu menyiram dua buah mushaf dan sebuah teks Islam lainnya dengan cairan pembakar, lalu menyulutnya dengan api. Mereka menyaksikan bersama-sama kitab suci umat Islam itu menjadi abu.
Aksi dua pendeta itu dilakukan di pekarangan belakang kediaman Old. Mereka mengatakan aksinya merupakan pesan dari Tuhan. Old mengatakan gereja telah mengecewakan banyak orang karena tidak mendukung aksinya. "Saya yakin bahwa sebagai negara kita berada dalam bahaya," ujarnya sebagaimana dikutip media online Tennessean (12/10).
"Ini adalah buku berisi kebencian, bukan cinta," katanya sambil memegang Alquran sebelum kemudian membakarnya. "Ini adalah kitab palsu, Nabi Muhammad adalah nabi palsu dan itu merupakan wahyu palsu," tambahnya.
Kedua pendeta itu lantas melakukan apa yang disebutnya sebagai "demonstrasi damai" dengan sedikit gegap gempita. Delapan orang wartawan ikut menyaksikan aksi kedua rohaniwan gereja itu. (voa-islam.com/DOR)
11 September 2010
Akhirnya terjadi juga. Al Qur’an, kitab suci umat islam dibakar. Dikatakan sebagai buku setan, ayat palsu serta hinaan-hinaan lainnya. Sungguh tindakan yang tercela karena sejatinya kitab suci agama manapun tak layak dihina. Meski berbeda. Meski ajaran itu salah sebab Al Qur’an memerintahkan umat islam menyeru dengan hikmat. Sesuai dengan prinsip islam. Rahmatan Lil Alamin
Lakum dinukum waliya diin
Biarkan mereka beribadah dengan kitab-kitab mereka sendiri. Tak perlu diikuti, tak perlu dikacaukan. Yang perlu dilakukan hanyalah menyadarkan mereka dengan cara yang baik bahwa Tiada Tuhan Selain Allah hingga pada saatnya nanti mereka akan meninggalkan kitab-kitab mereka sendiri.
Cukuplah
Lakum Dinukum Wa Liyadin
Kembali ke pembakaran Al Qur’an, sebuah hinaan yang fatal memang. Tapi ada satu hal yang perlu dilakukan umat muslim saat ini sebelum memutuskan untuk berorasi berapi-api. Sebelum berteriak “Anjiiiiiiiing” atau apalah itu.
Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya merenung. Adakah umat islam saat ini mengenal Al Qur’annya dengan baik sehingga saat mereka bertanya, bagian mana dalam Al Quran yang mengajarkan kedamaian, umat muslim bisa menjawabnya
Ataukah umat muslim sekarang hanyalah muslim yang sok kenal dengan Al Quran lantas berkoar, APA YANG KAMI LAKUKAN SUDAH BENAR MENURUT AL QURAN hingga Al Quran yg suci turut menanggung akibat dosa yg mereka lakukan.
Renungkan
Sebab bisa jadi, orang-orang yang membenci Al Quran menilai Al Quran bukan langsung dari makna dan kandungannya melainkan dari tingkah laku muslimin saat ini.


*

Quotes
Tegakkan syari’ah dengan langkah yang syar’i
Sucikan Ayat-ayat Allah SWT dengan hati yang bersih 

Kamis, 26 Agustus 2010

Prolog


“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “ (QS At Tin : 4)
“Renungkan apa yang disampaikanNya lewat alam. Lewat ciptaanNya.  Akankah kau menangisi segala hal yang tak kau miliki. Mengeluh, tak ada aura bidadari dalam senyummu, tak ada rona pelangi dalam wajahmu, tak ada gemintang dalam tatapanmu, tak ada jernih susu dalam kulitmu. Dan semuanya
Atau kau akan bersyukur atas segala yang ada. Keluarga yang penuh kasih.  Otak yag cemerlang dan semuanya.
Perlu kau tahu, bahwa tak ada manusia yang lebih baik dari manusia lain, selain manusia yang bertaqwa kepada Rabbnya
-part of my project-

Minggu, 22 Agustus 2010

Ramadhan


Mungkin 10 Tahun Lalu
Bahagia ini hadir
Sebab hidup kita dirahmati
Sebab doa kita diijabahi
Sebab dosa kita diampuni
Alhamdulillah
                Mungkin detik ini
                Bahagia kembali hadir
                Sebab lebaran akan datang
                Sebab THR akan dicairkan
                Sebab mata melihat tulisan SALE SALE SALE bertebaran
                Sebab Fashion show idul fitri akan dilaksanakan
                Indahnya
                Alhamdulillah
Mungkin 10 Tahun Lalu
Sedih ini hadir karena matahari terakhir ramadhan terbenam
Mungkin detik ini
Sedih ini hadir karena baju kita tak sebagus tetangga depan
Mungkin
                Begitulah ramadhan dari waktu ke waktu
                Bahagia dan Sedih tetap hadir
                Meski dengan sebab berbeda

Rabu, 28 Juli 2010

Mencari Solusi Tanpa Mendatangkan Masalah Lain

Mungkin sudah fitrahnya bahwa wanita memang diciptakan berparas menarik. Terlebih untuk teman-teman yang menutup auratnya dengan baik, juga menjaga pandang, pesona sejati seorang muslimah akan terpancar dengan sendirinya. Maka jangan heran, jika di kehidupan sehari-hari anda aka dipenuhi perhatian, ungkapan cinta, mungkin juga berkali-kali di khitbah.
Memang terkadang hal ini membuat kita risih, terlebih kalau ada oknum yang sepertinya menciptakan ‘teror’ kepada kita. Memenuhi handphone kita dengan sms-sms ‘gombal’, memenuhi meja kita dengan kartu ucapan, atau bahkan tiba-tiba ada kiriman coklat ke alamat kita. Itu wajar. sebab kita memang hidup di dunia, bukan di surga. Jadi keterjagaan mungkin hanya milik sedikit orang, bukan semua.
Ada kalanya kita yang risih menjadi agak gegabah memilih langkah mengatasi semua. Dengan mengganti status facebook dari single menjadi in relationship misalnya. Mungkin tampaknya ini akan menyelesaikan masalah sebab orang-orang yang ‘mengejar’ kita akan berpikir ulang untuk melanjutkan ‘pengejarannya’ kalau tahu kita sudah punya pasangan, tapi kalau kita mau mencermati, itu semua hanyalah solusi jangka pendek yang bisa saja menghadirkan masalah lain. Fitnah lain.
Ukhti, pernahkah kita berpikir saat kita mengganti status seperti itu, banyak mata yang mengawasi tindakan kita. Tak hanya si dia, tapi mungkin juga orang-orang lain yang sudah menganggap kita teladan sebab kita adalah kader dakwah. Kalau mereka hanya tahu, tanpa berpikir macam-macam sih tak terlalu bermasalah tapi kalau mereka berpikir, lhawong yang biasa dakwah aja boleh pacaran masak kita nggak? Itu yang menjadi masalah sebab tanpa sengaja kita sudah menjadi MLM maksiat. J
Sebenarnya, jika kita bisa berpikir jernih, pasti ada solusi alternatinya sebab Allah tak mungkin memberi ujian di luar kemampuan hambanya. Jikalau antum semua merasakan kerisihan seperti itu, coba beri ‘dia’ pengertian dengan cara yang ma’ruf dan tak melanggar koridor syari’at tapi kalau dia tak bisa diberi pengertian yah ada dua pilihan acuhkan atau hindari (bener ngga ya? –“) atau mungkin antum bisa curhat ke orang yang lebih mengerti (murabbi misalnya) jadi antum insya allah dapet solusi yang lebih baik.
NB
Spesial thanks buat teman-teman yang sudah menasihati saya =))

Sabtu, 24 Juli 2010

  Rahasia Dua Lelaki

dari balik tabir, kudengarkan wanita itu bicara mengisahkan pengalaman yang akan menjadi guru
***
“aku bertemu dua lelaki”, dia memulai cerita dengan suara lembut, riang, sekaligus sendu. Aku menerka demikian pula wajahnya
“kurasa dua-duanya mampu membuatku tak bisa menolak jika mereka punya kehendak”
“oh ya?”, kudengarkan sambil dalam hati mengucap “Rabbi..”
***
“lelaki pertama berparas titisan yusuf,hartanya warisan sulaiman, gagahnya serupa musa”
wanita itu berhenti, sejenak menghela nafasnya
aku menggigit bibir dan mendalamkan tundukku
***
“dan tahukah kau”, suaranya cekat kini,
“setelah bicara padanya, aku pulang terpesona, merasa telah berjumpa dengan lelaki paling rupawan bercakap dengan insan paling bijaksana”
***
aku tak ingin tahu lebih banyak,
jadi kutanyakan padanya tentang lelaki kedua
dan sepertinya dia tersenyum
***
“seusai berbincang dengan lelaki kedua”, katanya
“aku pulang dengan bahagia, merasa penuh pesona merasa menjadi wanita paling jelita, merasa diriku perempuan paling cendikia”
***
“jadi di antara mereka”, tanyaku sambil mengepalkan jemari
“siapa yang lebih tampan, siapa yang lebih mengagumkan?”
kurasa dia tersenyum lagi, menertawakanku barangkali
“laki- laki pertama lebih mencintai dirinya sendiri ,dia bersukacita saat menebarkan pesona, dia bahagia ketika banyak hati memujanya”
***
“laki-laki kedua mempesona bukan karena dirinya mdaya pikatnya ada pada perhatiannya, yang membuatku merasa ada, merasa bermakna, merasa berharga”
***
“jadi”, aku menyimpulkan perlahan, “kaumemilih yang kedua?”
dia tersenyum lagi, “aku telah mendapatkan yang ketiga”
“laki-laki suci; yang memuliakanku dengan menikahiku, dia menjaga kesuciannya dengan pernikahan, dia menjaga pernikahannya dengan kesucian, dia berupaya untuk mempunya pesona lelaki pertama, tanpa mengumbarnya. dia belajar memiliki pesona lelaki kedua, untuk mengagungkan isterinya meski jauh dari sempurna dia mengingatkanku pada sabda Sang Nabi;
“sebaik-baik lelaki adalah yang paling memuliakan perempuan”
***
aku tersenyum kini, “tunggu, apakah engkau ini isteriku?”
***
NB
ini copast dari blognya pak salim a fillah
bagus, walaupun yang nulis agak narsis ^^

Cinta: Apakah berbalas?

"Beginilah cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta; Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada disekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum, dan menangis tanpa mau disebut gila." (Tasaro GK, Galaksi Kinanthi)

Cinta yang belum terbalas tapi masih menghadirkan harap akibat sebuah perasaan “sepertinya dia suka sama aku” memang menyiksa. Mendatangkan penasaran. Membungakan angan “Andai dia mau denganku”, atau “Apa dia tahu perasaanku?”. Mau tak mau, pertanyaan itu akan terus muncul dalam benak kita. Setiap hari. Berganti-ganti bahkan di alam bawah sadar sekalipun.

Sikasaan itu akan lebih terasa ketika  di satu hari perhatiaannya membuat kita merasa perasaan kita berbalas, sementara di lain hari sikapnya yang ‘cuek’ mulai menghempas harap. Kadangkala terbersit hasrat untuk sekedar menanyakan perasaan. Tapi agaknya kita terlalu pemalu untuk memulai berbicara tentang rasa hingga siksaan itu terus berjalan tanpa henti.
*

Menanggapi permasalahan di atas, pernahkah kita berfikir dari dua arah, apakah cinta yang berbalas selalu sesuai dengan gambaran orang yang patah hati? Indah dan membahagiakan

Mungkin bagi sebagian orang memang iya. Namun bagi mereka yang telah menitipkan hatinya kepada Sang Pemilik Cinta, keterbalasan itu justru menghadirkan gelisah karena disatu sisi mereka takut zina hati sementara di sisi lain mereka menikmati gejolak indah yang bervariasi

Hari-hari dipenuhi keraguan. Saat kita gembira bertemu dengan "dia", di saat itu pula rasa "takut" hadir, di saat kita merindukannya, di saat itu pula kita merasa malu karena kita jarang mengingat pemiliknya, Ar-Rahman. Pergulatan batin akan jadi sangat melelahkan jika kita tidak berusaha untuk "mempertahankan" diri sekuatnya.

Bagi yang sudah diberi kemampuan untuk menikah , masalah ini mungkin akan bisa diatasi dengan mudah. Tapi bagaimana bagi yang belum mampu? Inilah ujian yang sebenarnya. Saat kita diharuskan memilih, untuk tetap lurus ataukah sedikit berbelok. Terserah pilih yang mana hanya saja ada satu hal yang perlu diingat bahwa cinta sejati tak akan pernah melawan ketentuan Ar Rahman, Sang Pemilik Cinta.

Intinya, bagi seorang yang masih ingin berada dalam koridor ketaatan dan belum diberi kemampuan untuk menikah, terbalas atau tidak sebenarnya sama saja, tak terlalu membawa pengaruh besar. Toh biarpun terbalas, kita tetap saja harus menekan perasaan ini, sebab semua belum memang belum waktunya.

Kalaupun ‘nasib baik’ berpihak dan si dia berjanji akan menikahi kita dalam tenggat waktu 2 tahun lagi, 3 tahun lagi atau bebeeerapa tahun lagi semua perlu kita pikirkan ulang. Apakah mengikat seseorang dengan ikatan yang bukan pernikahan itu ada dalam Al Qur’an? Oleh kerena itu yakinkan diri kita bahwa jika sudah pada waktunya, tanpa janji pun lelaki langit pasti akan datang menjemput bidadarinya J

Mungkin awalnya kita risau, karena perasaan ingin memiliki terus memenuhi hati tapi yakinlah Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Jika satu saat nanti kita siap menikah dan ternyata dia melamar kita ya Alhamdulillah, tapi kalau ternyata dia bukan jodoh kita, terima saja. Karena itu sudah ketentuan. Bukankah menikah dengan orang yang kita cintai adalah pilihan? Dan mencintai orang yang kita nikahi adalah kewajiban?
*
“Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah maka cinta yang lain hanyalah upaya menunjukkan cinta padaNya. Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki. Selamanya memberikan apa yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. (M Anis Matta)”


“Yang mereka cintai sesungguhnya adalah Allah, adalah kebenaran, adalah misi hidup mereka. Bukan orang atau benda atau bentuk apapun. Manusia hanyalah medan karya tempat cinta mengejawantah. Maka Allah memberi mereka kelezatan demi kelezatan ketika cinta mengejawantah. (M Anis Matta).”


“Ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi yang lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu (M Anis Matta)”




*
NB
Sebenernya aysha juga agak sungkan nulis cinta-cintaan mulu tapi ya mau gimana lagi. Lhawong ada yg minta –“. Dan rasanya sayang kalau tidakk didokumentasikan di blog ^^ narsis mode : on. :P wkwk ee

Kamis, 22 Juli 2010

Quotes

ini kutipan-kutipan yang saya suka. tapi maaf ni, saya belum sempat mencantumkan sumber-sumbernya :D

simak-simak :D
*
 “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS 48: 29)
*
Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami." (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (QS 7 : 126)
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar musuhmu. Jika kamu merasa sakit kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan pula sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS 4 : 104)
*
Di jalan cinta para pejuang mungkin kita terjaga sebelum mimpi kita selesai. Dan tugas kitalah untuk segera bangun, bangkit menyelesaikannya di dunia nyata.
*
Di lautan nikmat dua makhluq terpisah. Yang satu tenggelam yang satu menyelam. Kau tahu apa bedanya?
*
Kita yang menjalani hidup dengan mengalir seperti air mungkin lupa bahwa air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah.
*
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak sedikitpun merubah (janjinya)(QS 33:23)
*
Para pecinta sejati tak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai, mereka akan segera membuat rencana untuk memberi. (M Anis Matta)
*
Yang mereka cintai sesungguhnya adalah Allah, adalah kebenaran, adalah misi hidup mereka. Bukan orang atau benda atau bentuk apapun. Manusia hanyalah medan karya tempat cinta mengejawantah. Maka Allah memberi mereka kelezatan demi kelezatan ketika cinta mengejawantah. (M Anis Matta).
*
Jika cinta adalah matematika maka yang mencintai kita akan mengalikan kebahagiaan sampai tak hingga, membagi kesedihan hingga tak berarti, menambah keyakinan hingga utuh, mengurang keraguan hingga habis
*
Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah maka cinta yang lain hanyalah upaya menunjukkan cinta padaNya. Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki. Selamanya memberikan apa yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. (M Anis Matta)
*
Di jalan cinta para pejuang, sejak awal kita mengikrarkan bahwa kita semua milik Allah, dan hanya padaNya kita akan kembali. Maka dengan sahabat yang paling setia, dengan saudara yang paling kita sayang, atau orang tua yang paling kita cinta, hubungan kita bukanlah hubungan saling memiliki. Allah hanya meminjamkan dia untuk kita dan meminjamkan kita untuknya. Itu saja. Sudah begitu besar karunia Allah, bahwa kita ditakdirkan bersama. Atau pernah bersama. Bersama di jalan cinta para pejuang
*
Kalau cinta sudah terurai laku, cinta itu sempurna seperti pohon iman. Akan terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata. Buahnya terjumbai dalam laku (M Anis Matta)
*
Cita dan tujuan selalu ada jauh di depan. Gairah dan hasrat membuatnya terasa dekat. Jikapun kemudian ia masih tampak gelap atau buram. Itu karena mata yang kita pakai untuk melihatnya terletak dalam hati. Apakah kau mendengar suaranya saat memohon untuk tak dikotori.
*
Ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi yang lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu (M Anis Matta)
*
Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tenteram jiwa padanya, dan tenteram jiwa padanya, dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa, dan ragu-ragu dalam hati, meski orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkanmu (HR Muslim)
*
Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemungkaran dan dosa. Jika suatu kedurhakaan berulangkali dikerjakan maka jiwa menjadi akrab dengannya. Hingga ia tak lagi peka. Mati rasa (Hasan Az Zayyat)
*
Kecocokan jiwa memang tak selalu sama rumusnya. Ada dua sungai besar yang bertemu dan bermuara di laut yang satu, itu kesamaan. Ada panas dan dingin bertemu untuk menciptakan kehangatan, itu keseimbangan. Ada hujan lebat berjumpa tanah subur, lalu menumbuhkan taman, itu kegenapan.
*
Aku percaya, maka aku akan melihat keajaiban. Iman adalah mata yang terbuka mendahului datangnya cahaya.
*
Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah ketika digunung ia menggalang kapal dan ditertawai. Ibrahim belum tahu bahwa akan tercawis domba ketika pisau nyaris memapas buah hatinya. Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah saat ia diperintah memukulkan tongkat. Di badar, Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak “Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah”. Dan kitapun belajar, alangkah agungnya iman.
*
Ajarkan pada kami bunda Hajar, bagaimana perasaan iman menghajar rasa khawatir dan cemburu yang membakar. Wahai para sahabat yang menggali parit, bisakah kalian rumuskan dalam sebait bagaimana nalar iman meloncat tinggi melampaui nalar munafik yang berbukit-bukit.
*
Padaku malaikat menawarkan “Tinggallah di langit, bersama syahdu sujud-sujud kami. Bersama kenikmatan-kenikmatan suci”. “Tidak”, kataku, “Di bumi masih ada angkara aniaya. Di sanalah aku mengabdi, berkarya, berkorban hingga batas waktu yang ditentukan” (Iqbal, Ziarah abadi)
*
Wahai pejuang, jalan kita bukan jalan para penikmat kelaparan yang ketakutan berkumur saat puasa tapi diam saja saat menyaksikan kezhaliman. Juga bukan jalan para penikmat ka’bah yang kecanduan berhaji sementara fakir miskin lelah mengetuk pintu rumahnya yang selalu terkunci.
*
Ikhlas, kata yang tak mudah dan selalu menyisakan tanya. Dan kita adalah manusia yang tak dapat tidak, suka menuliskan kebajikan-kebajikan kita. Maka aku menuliskan kebajikan di atas air. Menjadi gelombang kecil, kecil saja. Di permukaan, meriak dan menghilang. Lalu yang tampak hanya wajahku yang kehausan. Atau terkadang kutulis di atas pasir agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan. Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan.
*
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS 9 : 41)
*
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya (QS 23 : 57-61)
*
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya". (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS 13 : 27-28)
*
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS 48 : 4)
*
Syukur adalah mendayagunakan segenap nikmat yang telah Allah karuniakan untuk menggapai yang lebih tinggi. Yang berharta, jangan puas denga shadaqahnya. Yang berilmu, jangan puas dengan amalnya. Yang bernafas, jangan puas sekedar berbaring dan duduk. Tapi bangkitlah, berlairilah. Di jalan cinta para pejuang, bersabarlah, bersyukurlah.
*
Sahabat sang nurani
Satu saat, kuminta nasehat pada seorang sahabat
Aku merasa tak layak ukht, katanya

Aku tersenyum dan berkata
Jika tiap kesalahan kita dipertimbangkan
Sungguh di dunia ini tak ada lagi
Orang yang layak member nasihat

Memang merupakan kesalahan
Jika kita terus saja saling menasihati
Tapi dalam diri tak ada hasrat untuk berbenah
Dan menjadi lebih baik lagi di tiap bilangan hari

Tapi ada kesalahan juga
Jika dalam ukhuwah tak ada saling menasehati
Hanya karena kita berselimut baik sangka kepada saudara

Dan kesalahan terbesar
Jika kita enggan saling menasihati
Hanya agar kita sendiri tetap merasa nyaman
Berkawan kesalahan

Subhanallah, di jalan cinta para pejuang
Nasehat adalah ketulusan
Kawan sejati bagi nurani
Menjaga cinta dalam ridha-Nya
*
Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, tapi engkau pasti mati. Berbuatlah sekehendakmu, tapi engkau kan dimintai pertanggungjawaban. Cintailah siapapun yang kau dambakan, tapi kau pasti kan berpisah darinya (Jibril AS)
*
Jadikan cintaku padaMu ya Allah, berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tak suka. Karena aku tahu, menaatiMu dalam hal yang tak kusukai adalah kepayahan, perjuangan dan gelimang pahala. Karena seringkali ketidaksukaanku, hanyalah bagian dari ketidaktahuanku.
*
Tapi yakinlah, Allah lebih tahu tentang kita. Dan Dialah yang akan menyutradarai pentas kepahlawanan para aktor ketaatan. Dan semua akan berakhir seindah surga. Surga yang telah dijanjikanNya.
*
Jika masih hidup, aku akan bisa makan
Jika mati, takkan kekurangan kuburan
Semangatku adalah semangat raja
Jiwaku jiwa merdeka
Yang memandang kehinaan bagai kekafiran
(Muhammad bin Idris As Syafi’i)
*
Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu. Maka masuklah ke dalam surgaKu (QS Al Fajr : 27-30)

Rabu, 21 Juli 2010

Tulip Dari Sinai


Bagai orang asing bagi pribadimu
Kau cari jalan baru ke bintang di langit
Buka matamu, pandang dirimu umpama benih
Agar tersembul kau dari bumi bagai pohonan

Agar kau paham rahasia hidup
Kusampaikan ihwal dengan segenap rahasianya:
Mati sajalah kau jika tak punya jiwa
Jika punya, kau akan hidup kekal

Katamu insan dibentuk dari segumpal darah
Terikat dunia ada dan membusuk ini
Namun alam dengan bingkai jagatnya
Telah meletakkan arus pada dasar lautnya

Tak tahu aku apa aku anggur atau cawan
Mutiara atau pemilik mutiara
Jika kuterangi mataku dengan jiwa, kutahu
JIwaku dan aku tak sama dengannya

Dunia kita ini masih percobaan seorang pemahat
Perubahan demi perubahan ia alami siang dan malam
Pahatan nasib memerintahkan kita terus bekerja
Memberi bentuk, sebab ia masih pahatan kasar

Tak seorang tahu bagaimana Diri muncul mengada
Tak dari dunia ruang dan waktu ia berasal
Kudengar hikmah ini dari Khaidir nabi lautan:
"laut tak lebih tua dari ombaknya."

Apa arti kerisauan pikiran dalam kalbuku?
Mengapa ku tampak bagaikan rahasia
Terangkan padaku ini, o Filsuf bijak:
Tubuh diam, jiwa mengembara. Bagaimana dan mengapa?

Jika kau tahu kemungkinan-kemungkinanmu
Embun bisa kau cipta jadi lautan luas
O Hati, mengapa minta seberkas cahaya pada bulan?
Nyalakan lampumu agar terang malam-malammu

Berapa lama kau akan tetap berduka seperti ini?
Berapa lama sarangmu tetap di debu seperti semut?
Belajarlah terbang bagai elang dan membubunglah
Jangan di tanah kau mencari makan, tapi di angkasa

Jika kau dicipta
Bagai setetes embun
Bangkit dan belajarlah membasahi
Hati tulip

Jika kau dicipta sebagai duri
Tempellah sekuntum mawar segar
Ingatlah kemuliaan taman:
Belajarlah menikam

Jika kau disilang tukang kebun
Dengan kembang lain
Belajarlah tumbuh segar
Bagai rumputan

Supaya lebih kuat
Dan tetap pahit
Tinggallah di bumbung arak
Dan matangkan dirimu di situ

Berapa lama kau akan tetap tinggal
Di bawah sayap lain?
Belajarlah terbang
Dengan bebas di taman

Ketika kuketuk pintu kedai
Penjaga kedai berkata:
"Pergi! Nyalakan sendiri api di Baitul Haram
Hingga hatimu menyala terang."

Tak pernah kupuja bentuk
Kuhancurkan sudah rumah berhala
Aku ini arus yang meluap
Kurecai semua rantai

Pikiranku ragu
Tentang ada dan tiadaku
Namun cinta mengumumkan
Aku ada

Aku memuja di rumah berhala
Dan shalat di Ka'bah
Kukalungi leherku untaian suci
Dan di tangan tasbih

Tak berani kukuras genangan duka ini
Sebab Kau yang memberinya
Kucegah air mataku menyembur
Agar mata air memancur dari kalbu

Arif dalam kata
Aku gila tindakan nyata
Mabuk anggur cinta pada-Mu
Tetap aku bersahaja

Muhammad Iqbal

Harapan Kepada Pemuda


Aku harapkan pemuda inilah yang akan sanggup
membangunkan zaman yang baru
memperbaru kekuatan iman
menjalankan pelita hidayat
menyebarkan ajaran khatamul-anbiya’
menancapkan di tengah medan pokok ajaran Ibrahim

Api ini akan hidup kembali dan membakar
jangan mengeluh jua, hai orang yang mengadu
Jangan putus asa, melihat lengang kebunmu
Cahaya pagi telah terhampar bersih
Dan kembang-kembang telah menyebar harum narwastu

Khilafatul-Ard akan diserahkan kembali ke tanganmu
Bersedialah dari sekarang
Tegaklah untuk menetapkan engkau ada
Denganmulah Nur Tauhid akan disempurnakan kembali
Engkaulah minyak atar itu, meskipun masih tersimpan dalam kuntum yang akan mekar

Tegaklah, dan pikullah amanat ini atas pundakmu
Hembuslah panas nafasmu di atas kebun ini
Agar harum-harum narwastu meliputi segala
Dan janganlah dipilih hidup ini bagai nyanyian ombak
hanya berbunyi ketika terhempas di pantai
Tetapi jadilah kamu air bah, mengubah dunia dengan amalmu

Kipaskan sayap mu di seluruh ufuk
Sinarilah zaman dengan nur imanmu
Kirimkan cahaya dengan kuat yakinmu
Patrikan segala dengan nama Muhammad

Mohammad Iqbal

Sepucuk surat dari ayah


Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang laki-laki kepada seorang laki-laki; surat seorang ayah kepada seorang ayah.
Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Bekas kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya.
Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindahdan paling aku banggakan di depan siapapun.
Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua.
 Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan.
Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dicintai orang lain, tapi agar engkau dicintai Tuhan.
Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.
Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapatkau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.
Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa.
Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.
Dari ayah yang senantiasa merindukanmu
MISYKAT. 8

Selasa, 13 Juli 2010

ketika aysha yg geje ngomongin korupsi :P

Teman 1
“Wah kalau orang Indonesia yang korupsi dihukum mati, ntar ada pembunuhan masal dong. Lah jumlah pejabat dari tingkat kelurahan sampe eselon satu aja berapa? Belum pengusahanya. Wah bisa-bisa hantu koruptor gentayangan ntar hihihi”
Teman 2
“Emang dasar orang Indonesia, jiwanya jiwa ngrusak, KRD enak-enak pake pintu otomatis kok diganjel pake batu. Rusak deh”
Teman 3
“Adek q kmaren hasil tesnya jelek. Jadi ga masuk SMP negeri, tp mama bilang ada yang nawarin bangku 1,5 jt gt…menurutmu gmn?”
Teman 4
Indonesia, ing ngarso ngrikiti ing madya ngriwuhi, tut wuri ngerecoki *halah-halah*
Teman 5
“Lhawong mau jadi polisi aja nyogoknya puluhan juta, pantes pas dah jadi balikin modal. Begitu itu tingkahnya, kalo  ga pungli di jalan yaaa jadi makelar kasus”
Teman 6
“Anggota DPR kerjaannya ya nyari ceperan biar modalnya balik dulu”
Teman 7
“Cara ngemis dari yang paling konvensional smpe yang paling modern
Pengen uang receh sodorin bungkus permen
Pengen duit seribuan sodorin amplop
Pengen duit jutaan sodorin cek
Pengen milyaran, sodorin koper kayak si gayus :P”
Teman 8
Apa bedanya pengemis ma koruptor?
Klo pengemis ga makan haknya koruptor, kalo koruptor makan jatah pengemis
Trus klo koruptor ma WTS apa?
WTS kena razia malu, mukanya ditutup
Lha koruptor klo ketangkap malah senyam-senyum innocently di depan tipi 
      Halah-halah mbuh lah teman-teman saya ini komentarnya makin kreatif saja. Sempet sih saya bilang. Kalian ngomong gitu soalnya kalian ngga ada di tempat mereka, klo kalian jadi pejabat yakin tah ngga bakal tergoda? :P
      Indonesia,
      Banyak nian penyakitmu. Digerogoti orang-orang yang tidak amanah, dari tingkat sekolah aja sogok menyogok dah kelihatan wajar. Ntar klo dah jadi pejabat, makan uang rakyat jadi wajar juga donk.
      Zaman sekarang korupsi mah dah biasa, lha wong pak sensor aja pake peci korupsi milyaran kok .
      >,<
      Ayo ada yang bilang gitu? sini tak timpuk….
      Kalian jangan lihat pecinyaaaa………..yang korupsi itu orangnya bukan pecinya.
      Lagipula, Kalau perbuatan buruk sudah dinilai wajar, apa kita mau ikut-ikutan juga? klo kalian semua jawab iya, saya yakin selamanya Indonesia akan rusak, soalnya semua berorientasi ngeruk kekayaan negara, ga ada yang pengen melakukan perbaikan.
      Ntar smua pada bilang
      Malu aku jadi orang Indonesia
      Untung ibu pertiwi ga bisa ngomong. Kalau dia bisa ngomong pasti dia akan bilang
      Gue yang malu punya penduduk kayak kalian smua
      Entahlah rasanya, kerusakan mental ini sudah terlalu mendarah daging. Mental generasi muda kita sudah terlanjur terbentuk menjadi sosok pencari keuntungan yang handal bukan  pemberi kontribusi yang loyal dan ikhlas.
      Gimana enggak, lha wong pendidikan korupsi sudah di tanamkan sejak dini.
      Masuk sekolah nyogok
      Nilai jelek, ngasih uang saku buat wali kelas
      Masuk universitas pake joki
      Ntar ga dapat kerja, nyogok personalia
      Mbuh-mbuh geregeten
      Yasudahlah, daripada saya komen aneh-aneh disini. Ntar malah yang disinggung lihat dan saya dituntut karena pencemaran nama baik lebih baik saya akhiri saja lah. Hmm…iya, ada pesan buat teman-teman.
      Apakah kalian masih ingat hukum inersia?
      Saya harap kalian bisa mengerti filosofinya :P
      Dan satu lagi
      Jangan pernah berkata
      Jangan malu menjadi orang Indonesia
      Hanya untuk membela diri dari puisi pak taufiq ismail
      Malu aku jadi orang Indonesia
      But katakan dengan yakin
      Jadi orang Indonesia jangan malu-maluin
      Lalu Ikuti dengan tindakan, agar ibu pertiwi tak lagi malu punya penduduk seperti kita
      Aysha yang lagi error

Jumat, 02 Juli 2010

Cinta, biar aku yang mengartikannya :)

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh menghabiskan waktunya di pantai, di mall, dimanapun
bersama kekasih
tapi apa kita harus seperti itu juga?
kau tahu?
disana
masih banyak orang yang masih butuh bantuan kita

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh menatap gemintang malam
membayangkan wajah terkasih mereka
tapi apa kita harus seperti itu juga
sementara jauh disana
nyanyian surga memanggil dengan kata perjuangan

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh tertidur dalam sepertiga malam
memimpikan kekasih kekasih mereka
tapi apa kita harus seperti itu juga?
sementara di Arsy sana ada Sang Kekasih yang Maha Agung dan Pencemburu
yang selalu menunggu kita untuk terjaga
menangis, mengeluh, bercerita dan meminta kepadaNya

Cinta tak hanya untuk itu sayang
orang lain boleh saja melayangkan kata cinta kpd kekasihnya
tapi apa kita harus seperti itu juga?
Lihat disana,
ada ali, fatimah yang menyimpan cinta mereka dalam rahasia paling rapat
pun cinta mereka berakhir indah
maka biar aku mengikuti jalan mereka
aku tahu ini memang sepertinya menakutkan
tapi aku pasrah
karena aku tahu Dia akan memberikan jalan yang indah
bukan karena aku tak terlalu cinta padamu
tapi cintaNya yang lebih besar membuatku tak kuasa melanggar laranganNya :)

Cinta tak hanya untuk itu sayang
tak hanya untuk bersentuhan
tak hanya untuk bermanis muka
tak hanya untuk berjanji

tapi cinta adalah perjuangan yang tak kenal kata lelah
untuk meninggikan namaNya

jika saat ini kau terluka karena perasaan kita
akupun juga
tapi percayalah
di surga nanti balasaNya akan lebih indah
dan memupuskan duka kita disini 

Senin, 14 Juni 2010

Indonesia == Ngaret?


Nih sebenarnya curcol sih makanya jangan kaget kalau gaya bahasanya agak beda
                Heran, jengkel, bin mangkel kalo nglihat orang-orang yang hobiiiiii banget ngaret, masak nglihat budaya tepat waktu aja harus ke Jepang sih? Apa ngga bisa , anak Indonesia membudayakan sendiri untuk datang tepat waktu di setiap acara? Yang lebih menjengkelkan lagi , setiap janjian mau rapat, syuro dll. Pasti ada dialog gini
                “Berangkatnya jam 9 aja ya?”
                “Jangan jam 9, ntar molornya bisa sampe jm 10. Jam 7 aja, ntar biar bisa mulai jm  9 pas”
                --“
                Grrrwwwwwwhhhhhhhhhhhhhh………………………..
                Tanggung jawabnya orang-orang itu mana ya? Padahal , kalau kita janji sama seseorang ,  akad kita ngga hanya dilihat ma orang itu tapi juga dicatet sama malaikat, dilihat sama Allah. So kalau kita ngaret, Allah menyaksikan perbuatan kita smua, Ngga malu?
Lagipula, Gara-gara kebiasaan ngaret itu, orang-orang yang awalnya rajin jadi kapok untuk datang tepat waktu.
 Mikir yang jauh euy >,<

NB          :
Hihihi
                Afwan-afwan, ane emang lagi dongkol
                Kata-kata ngga enaknya ngga perlu diinget
                Ambil intinya aja
                Setiap kali kita berjanji, kita tak hanya berjanji di depan manusia tapi juga di depan Alloh jadi kita jangan sampai melanggar akad perjanjian itu. >,<

Senin, 07 Juni 2010

Sedikit Tentang Tawassul


                Berawal dari ajakan adu argumentasi oleh seorang teman di ym –ga usah disebut merknya :P- tentang hukum tawassul. Nah si teman ini berpendapat bahwa tawassul kepada orang meninggal seperti yang dilakukan orang-orang pada umumnya itu tidak haram. Namun entah kenapa, saya masih kurang sreg dengan itu.
Jika diperbolehkannya bertawassul seperti itu dinisbatkan kepada ajaran kaum nahdhiyyin, saya malah lebih tidak setuju lagi. Saya juga orang nahdhiyyin, lahir dan dibesarkan di kalangan nahdhiyyin tulen malah tidak diajari tentang diperbolehkannya tawassul di makam para wali seperti saat ini.
Tapi , karena teman saya tadi membawakan hujjah lengkap tentang diperolehkannya tawassul yang sudah terangkum dalam buku Kenali Aqidahmu, karya Habib Mundzir Al Musawwa , mau tak mau saya harus menerima pendapatnya sebab beliau berhujjah dengan hadis shahih meski sebenarnya saya masih kurang sreg dengan pendapat itu.
Mengapa Tawassul kepada orang mati tidak boleh?
Definisi Tawassul menurut buku-buku yang saya baca adalah meminta sesuatu kepada Allah melalui perantara. Sebenarnya tawassul ini sudah ada jauh sebelum Rasulullah SAW datang. Bahkan, atas dasar  tawassul salah kaprah ini  orang-orang Quraisy menyembah Hubal, Lataa, Uzza, Manatta dan berhala-berhala lainya. (Kalau anda mau sedikit melirik ke sejarah anda akan menemukan fakta bahwa nama-nama berhala itu adalah nama-nama orang shaleh yang sudah wafat dan orang quraisy memanfaatkan mereka sebagai perantara mendekatkan diri kepada Allah)
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS Az Zumar : 3)
                Sebenarnya kalau tawassul hanya sebatas meminta bantuan kepada orang-orang seperti kyai, habib, ulama dan lain sebagainya untuk didoakan sih tidak apa-apa namun kadangkala hal ini akhirnya  merembet kemana-mana dan menjadi masalah ketika sesorang menjadi bergantung kepada orang-orang tadi hingga dalam otak mereka tertanam pemikiran kalau tidak didoakan sama pak kyai, atau kalau tidak datang ke makam si mbah ini, takutnya doanya benar-benar tidak dikabulkan. Jadilah akhirnya mereka menyembah kepada sang washilah, bukan kepada Allah seperti dalam Az Zumar ayat 3 tadi.

Kalau Memang Harus Bertawassul
 

Allah berfirman :
                Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (QS Al Maidah : 35)
                Untuk tafsir ayat ini, Sufyan As Sauri telah meriwayatkan dari Talhah dari Ata dari Ibnu abbas bahwa yang dimaksud Al washilah dalam ayat ini adalah qurbah atau mendekatkan diri kepada Allah. Hal yang senada juga dikatakan oleh mujahid, Abu Wail Al Hasan, Qatadah, Abdullah ibnu katsir, As Saddi, dan Ibnu Zaid dan lain sebagainya.
                Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah “Dekatkan diri kalian kepadaNya dengan taat kepadaNya dan mengerjakan hal-hal yang diridhoinya”
                Jadi Al Washilah disini tidak bermakna bertawassul terhadap makhluk, namun lebih bermakna mendekatkan diri kepada Allah dengan perantara amal baik kita dan juga taqwa.
Sesungguhnya Allah itu Dekat
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.  (Al Baqarah:186)
Allah sendiri menyatakan dalam surat di atas. Bahwa Dia dekat, dan Dia bersedia mengabulkan doa setiap orang yang berdoa meski tanpa perantara. Jadi intinya kalau Allah sudah menyatakan seperti itu, kenapa kita musti repot-repot bertawassul kepada makhluk kesana kemari?:D
Apa iya? Semua Tawassul Tidak Diizinkan?
Sebenarnya dalam Al Qur'an dan Sunnah, ada beberapa jenis tawassul yang diizinkan. Tawassul-tawassul tersebut antara lain:
1.       Tawassul dengan Asma’ul Husna
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu (QS Al A’raf :180)
        Al Qurthuby berkata tentang tafsir ayat ini, yaitu mohonlah kepada Allah dengan nama-namaNya. Dia dimohon dengan semua nama yang patut baginya. Anda mengatakan Wahai yang Mahapengasih kasihilah aku. Wahai Pemberi rizki beri aku rizki dan lain sebagainya
        Rasulullah bersabda        :
        “Sesungguhnya engkau telah memohon pada Allah dengan nama yang jika Dia dimohon dengannya, maka Dia member dan jika Dia dimohonkan dengannya, maka Dia mengabulkan” (2)

2.       Tawassul kepada Allah dengan kebaikanNya yang sudah berlalu
Ibnul Qayyim Al Jauziyah memberikan contoh doa Zakariya berikut
  
Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.(QS Maryam :4)

3.       Tawassul dengan Amal Shalih
Selain didasarkan pada surat Almaidah ayat 35, diperbolehkannya bertawassul dengan amal shalih diperkuat dengan hadist di bawah ini
Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallahu  'anhuma, katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada tiga orang dari golongan orang-orang sebelummu sama berangkat bepergian, sehingga terpaksalah untuk menempati sebuah gua guna bermalam, kemudian merekapun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu atas mereka. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau semua dari batu besar ini melainkan jikalau engkau  semua berdoa kepada Allah Ta'ala dengan menyebutkan perbuatanmu yang baik-baik.
 Seorang dari mereka itu berkata: "Ya Allah. Saya mempunyai dua orang tua yang  sudah tua-tua serta lanjut usianya dan saya tidak pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari amat jauhlah saya mencari kayu - yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak. Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya sayapun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan keduanya saya temui telah tidur. Saya enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya saya tetap dalam keadaan menantikan bangun mereka itu  terus-menerus dan gelas itu tetap pula di tangan saya, sehingga fajarpun menyingsinglah, Anak-anak kecil sama menangis kerana kelaparan dan mereka ini ada di dekat kedua kaki saya. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian itu dengan niat benar-benar  mengharapkan keridhaanMu, maka lapanglah kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutup ini." Batu besar itu tiba-tiba membuka sedikit, tetapi mereka belum lagi dapat keluar dari gua.
Yang lain berkata: "Ya Allah, sesungguhnya saya mempunyai seorang anak paman wanita - jadi sepupu wanita - yang merupakan orang yang tercinta bagiku dari sekalian manusia - dalam sebuah riwayat disebutkan:  Saya mencintainya sebagai kecintaan orang-orang lelaki yang amat sangat kepada wanita - kemudian saya menginginkan dirinya, tetapi ia menolak kehendakku itu, sehingga pada  suatu tahun ia memperoleh kesukaran. lapun mendatangi tempatku, lalu saya memberikan seratus duapuluh dinar padanya dengan syarat ia suka menyendiri antara tubuhnya dan antara tubuhku -maksudnya suka dikumpuli dalam seketiduran. Ia berjanji sedemikian itu. Setelah saya dapat menguasai dirinya - dalam sebuah riwayat lain disebutkan: Setelah saya dapat duduk di antara kedua kakinya - sepupuku itu lalu berkata: "Takutlah engkau pada Allah dan  jangan membuka cincin - maksudnya cincin di sini adalah kemaluan, maka maksudnya  ialah jangan melenyapkan kegadisanku ini - melainkan dengan haknya - yakni dengan  perkawinan yang sah -, lalu sayapun meninggalkannya, sedangkan ia adalah yang amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan emas yang saya berikan itu saya biarkan dimilikinya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian dengan niat untuk mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kita hadapi ini." Batu besar itu kemudian membuka lagi, hanya saja mereka masih juga belum dapat keluar dari dalamnya.
Orang yang ketiga lalu berkata: "Ya Allah, saya mengupah beberapa kaum buruh dan semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali seorang lelaki. Ia meninggalkan upahnya dan terus pergi. Upahnya itu saya perkembangkan sehingga ber-tambah banyaklah hartanya tadi. Sesudah beberapa waktu, pada  suatu hari ia mendatangi saya, kemudian berkata: Hai hamba Allah, tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Saya berkata: Semua yang engkau lihat ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu dan kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata: Hai hamba Allah, janganlah engkau memperolok-olokkan aku. Saya menjawab: Saya tidak memperolok-olokkan engkau. Kemudian orang itupun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan tidak seekorpun yang ditinggalkan. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian ini dengan niat mengharapkan keridhaanMu, maka  lapangkanlah kita dari kesukaran yang sedang kita hadapi ini." Batu besar itu lalu membuka lagi dan merekapun keluar dari gua itu.
(Muttafaq 'alaih)(3)

4.       Tawassul dengan Doa orang shalih yang masih hidup
Perlu digarisbawahi disini, kita diizinkan untuk bertawasul terhadap doa bukan terhadap orangnya. Jadi intinya kita boleh minta didoakan oleh orang shalih bukan berdoa atas nama orang shalih.
Sumber hukum diperbolehkannya tawassul jenis ini antara lain
Hadist Rasulullah
Akan datang pada kalian Uwais bin Amir bersama utusan penduduk Yaman, ia berasal dari Bani Murad kemudian Qarn. Dulu ia terkena penyakit kusta, kemudian sembuh dariNya kecuali satu bagian sebesar uang dirham. Ia memiliki ibu dan ia berbakti padanya. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, maka Allah akan mengabulkanya. Jika engkau bisa memintanya agar ia memintakan ampunan kepada Allah untukmu maka lakukanlah(4)
“Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuan(saudara)nya akan terkabulkan. Di kepalanya ada satu malaikat yang ditugaskan kepadanya. Setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan maka malaikat yang ditugaskan itu berkata Amiiin, dan engkau mendapatkan yang serupa dengannya” (5)
Nah, kenapa bertawassul kepada doa orang yang masih hidup diizinkan sedangkan bertawassul kepada doa orang mati tidak diizinkan. Dasarnya juga ada disini J
“Apabila seorang anak Adam meninggal dunia maka putuslah semua amalnya kecuali tiga perkara (yaitu) shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak-anak shalih yang mendoakannya”
Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa orang mati tak mungkin lagi mendoakan kita sebab Allah telah menentukan bahwa orang yang sudah meninggal amalnya terputus kecuali 3 perkara yang sudah disebutkan di atas. :D
Lagipula, ini juga bisa dikembalikan pada kondisi orang Quraisy dimasa sebelum kerasulan Muhammad SAW yang sudah diukiskan dalam surat Az Zumar ayat 3 tadi.

Catatan kaki
1.       Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Salim A Fillah
2.       Shahih Sunan Abu Dawud (1493)
3.       Riyadhus Shalihin 1
4.       Shahih Muslim (2542)
5.       Shahih Muslim (2733)
Sumber lain
1.       Tafsir Ibnul Katsir, Ibnul Katsir
2.       Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an, Al Qurthuby
3.       Badai’ at Tafsir , Ibnul Qayyim Al Jauziyah
NB
                Semua kembali kepada pembaca, saya tidak bermaksud menghalalkan atau mengharamkan sebab itu semua hanya wewenang para mujtahid :D, saya hanya memaparkan apa yang saya ketahui. Sebab tidak ada pendapat tanpa dasar. Jika ada yang salah mohon koreksi. Ok ^^d
Salam Ukhuwah :D